BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerupuk Melarat merupakan salah satu
panganan khas cirebon, Kerupuk melarat memiliki keunikan dalam rasa, bentuk
bahkan proses pembuatannya. Kerupuk melarat, merupakan camilan berbeda dengan
kerupuk yang biasa diolah menggunakan minyak goreng dalam wajan. Ini merupakan
salah satu keunikan dari kerupuk melarat, unik dalam pembuatannya, dan proses
memasaknya yang menggunakan pasir sebagai pengganti minyak goreng. Untuk nama
kerupuk melarat sendiri, kali pertamanya karena sejumlah pelaku usaha merasa kesulitan
mendapatkan minyak goreng yang harganya mahal. Hal ini, yang kemudian mendorong
pelaku usaha, untuk membuat inovasi agar dapat membuka usaha bisnisnya dan
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu inovasi yang dilakukan, adalah
dengan memasak kerupuk melarat menggunakan pasir atau disangrai.
Alasan penulis sendiri memilih krupuk
melarat di daerah Gesik, Cirebon Jawa Barat sebagai bahan pembuatan Karya Tulis
Ilmiah karna Krupuk melarat merupakan camilan khas dan desa Gesik merupakan
desa produktif yang telah dicanangkan oleh Bupati Cirebon Drs. H. Sunjaya
Purwadisastra, MM. M.Si. adanya Program Kampung Produktif diharapkan akan
lebih cepat meningkatkan pemerataan produktifitas SDM dan mengurangi angka
pengangguran terbuka khususnya di Kabupaten Cirebon.
Program
Kampung Produktif merupakan program yang dirancang untuk mendorong kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat desa dengan menciptakan perluasan kesempatan kerja
yang seluas-luasnya di pedesaan, sehingga secara kualitas dan kuantitasnya dapat
terlihat manfaat dan dampaknya.
Program Kampung Produktif dapat diterapkan apabila
adanya kemauan dan kemampuan dari masyarakat untuk memanfaatkan secara
kreatif dan inovatif seluruh potensi di wilayahnya. Program Kampung Produktif
merupakan program yang membangun desa dengan memadukan kegiatan-kegiatan
lainnya seperti kegiatan teknologi tepat guna, pelatihan tenaga kerja mandiri
(wirausaha), perluasan kesempatan kerja melalui padat karya infrastruktur,
serta pelatihan teknis managerial tenaga kerja yang semuanya disesuaikan dengan
minat, bakat dan potensi wilayahnya.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
pembahasan latar belakang permasalahan, dapat diidentifikasi beberapa masalah
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana
proses pengolahan kerupuk melarat sumber mares di desa gesik ?
2. Bagaimana
pengaruh usaha kecil menengah (UKM) kerupuk melarat sumber mares terhadap
tingkat pendapatan masyarakat desa gesik ?
3. Sejauhmana
perkembangan produktivitas UKM Desa Gesik ?
1.3 Rumusan Masalah
1.
Sejarah Perusahaan Kerupuk Melarat
Sumber Mares ?
2.
Gagasan berdirinya kegiatan Usaha ?
3.
Jenis kegiatan usaha ?
4.
Perkembangan Usaha Kerupuk Melarat ?
5.
Gambaran Ketenagakerjaan ?
6.
Gambaran Permodalan ?
7.
Gambaran Proses Produksi ?
8.
Gambaran kegiatan Distribusi dan Promosi
?
9.
Hambatan dalam kegiatan ekonomi ?
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisaan karya tulis ini
adalah untuk membantu memperkenalkan sekaligus mempromosikan kecamatan tengah
tani yang mempunyai desa produktif dengan beberapa UKM yang ada di dalam nya
khususnya di Desa Gesik.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Teori mengenai kegiatan Ekonomi
Istilah ekonomi (economic) semula berasal dari perkataan Yunani oekonomeia, yang merupakan
bentukan 2 kata: oikos berarti rumah tangga, dan nomos berarti aturan. Dalam perkembangannya, kita mengenal seorang tokoh sekaligus sebagai Bapak Ekonomi yaitu Adam Smith (1723 - 1790). Dalam
bukunya An Inquiry into the Nature
and Causes of the Wealth of Nation, biasa disingkat The Wealth of Nation, yang
diterbitkan pada tahun 1776. Secara sistematis untuk pertama kalinya Adam Smith
menguraikan kehidupan ekonomi secara keseluruhan serta menunjukkan bagaimana
semua itu berhubungan satu sama lain. Sejak itu jumlah pemikir ekonomi
bertambah banyak, dan akhirnya ilmu ekonomi mengalami perkembangan yang pesat
sebagai suatu cabang ilmu yang berdiri sendiri.
Paul A.
Samuelson dari AS dalam bukunya yang berjudul
“ECONOMICS” mendefinisikan ilmu
ekonomi sebagai studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan
memilih beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditas, untuk kemudian menyalurkannya baik
saat ini maupun dimasa depan kepada
berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
Ilmu ekonomi menyangkut hal-hal
berikut :
1. Ekonomi sangat erat kaitannya dengan perilaku individu dan masyarakat.
2. Adanya sumber daya langka, tetapi mempunyai
alternatif penggunaan.
3. Kegunaan ekonomi terdiri dari
produksi, distribusi dan konsumsi.
4. Konsumen bisa saja dalam bentuk masyarakat, kelompok atau individu.
2.1.1
Tinjauan
Umum Tentang Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari perilaku individu dan masyarakat membuat pilihan (dengan atau tanpa
uang) menggunakan sumbersumber yang terbatas, dengan cara atau alternatif
terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan manusia
yang (relatif) tidak terbatas. Barang dan jasa yang dihasilkan kemudian
didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang
kepada berbagai individu dan kelompok masyarakat.
Definisi ilmu ekonomi
menurut beberapa ahli :
Menurut Adam Smith
“Ilmu ekonomi merupakan ilmu secara sistematis memprlajari tingkah laku
manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas
guna mencapai tujuan tertentu”
Menurut Khursid ahmad
“Ilmu
ekonomi merupakan suatu upaya sistematis yang mencoba memahami permasalahan
ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungan dengan permasalahan tersebut dari
sudut pandang islam”
Menurut M. Akram Khan
“Ilmu
ekonomi merupakan ilmu yang bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah)
yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama
dan pertisipasi.”
Menurut Amwal
“Ilmu
ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu atau studi yang memjelaskan tentang
bagaimana menentukan keputusan yang efektif dalam mengelola sumber daya yang
ada dalam rangka memenuhi kebutuhan individu/masyarakat.”
Ilmu ekonomi dibagi
dalam 3 kategori dengan rincian sebagai berikut :
1.
Ilmu Ekonomi Deskriptif
Ilmu Ekonomi Descriptive Economics),
yaitu ilmu ekonomi yang mengumpulkan semua kenyataan penting yang
berhubungan dengan suatu persoalan ekonomi atau topik tertentu
2.
Ilmu Ekonomi Terapan
Ilmu Ekonomi Terapan (Applied
Economics), adalah ilmu ekonomi yang menggunakan kerangka pengertian dari
analisis ekonomi teori untuk merumuskan kebijakan-kebijakan pedoman yang tepat
untuk mengatasi masalah ekonomi tertentu.
3.
Ilmu Ekonomi Teori
Ekonomi Teori/murni
adalah studi teoritik mengenai ilmu ekonomi, yaitu mempelajari data ekonomi
serta asas-asas ekonomi dengan asumsi tertentu.Contohnya: ekonomi mikro dan ekonomi makro.
1.
Ekonomi Makro
Teori ekonomi makro membahas masalah-masalah ekonomi
secara keseluruhan, besar-besaran, dan menyangkut keseluruhan sistem serta
organisasi ekonomi. Teori-teori yang dibahas bersifat umum dari gejala-gejala
ekonomi secara keseluruhan serta hubungannya satu sama lain yang bersifat
hubungan kausal maupun fungsional. Pokok kajian teori ekonomi makro antara
lain: peristiwa ekonomi yang berhubungan dengan harga umum
dan inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, interaksi dengan perekonomian
global, dan siklus perekonomian.
Jadi ruang lingkupnya adalah pembahasan ekonomi secara makro suatu Negara
Permasalahan yang dihadapi
oleh ekonomi makro adalah :
a. Kemiskinan
dan pemerataan
b. Krisis nilai tukar
c. Hutang luar negeri
d. Perbankan,
kredit macet
e. Inflasi
f. Pertumbuhan
ekonomi
g. Pengangguran
2.
Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro
(sering juga ditulis mikroekonomi)
adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan
perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input,
barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana
berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan
atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada
gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal,
bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam
skala makro, dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah
menganalisis pasar
beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan
alokasi dari sumber terbatas di antara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi
mikro menganalisis kegagalan pasar,
yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta
menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.
Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan
mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris,
pilihan dalam situasi ketidakpastian,
serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan.
Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem
pasar.
Model operasi ekonomi
mikro
Diasumsikan bahwa semua perusahaan
mengikuti pembuatan keputusan rasional, dan akan memproduksi pada keluaran
maksimalisasi keuntungan. Dalam asumsi ini, ada empat kategori dimana
keuntungan perusahaan akan dipertimbangkan:
v Sebuah
perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost
lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi
keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali
dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
v Sebuah
perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan normal ketika keuntungan ekonominya sama
dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika average total cost setara dengan
harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
v Jika harga
adalah di antara average total cost dan average variable cost
pada keluaran maksimalisasi keuntungan, maka perusahaan tersebut dalam kondisi
kerugian minimal. Perusahaan ini harusnya masih meneruskan produksi, karena
kerugiannya akan makin membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus
menerus, perusahaan bisa menaikkan biaya variabel dan akhirnya biaya tetap,
tetapi dengan menghentikan semuanya akan mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
v Jika harga
dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan, perusahaan
harus melakukan penghentian. Kerugian diminimalisir dengan
tidak memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan
keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian
dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian perusahaan hanya
pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui
tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan risiko
kerugian menyeluruh.
Penerapan
Ekonomi Mikro
Ekonomi
mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak di antaranya
menggambarkan metode dari yang lainnya. Regulasi
dan organisasi industri mempelajari topik seperti masuk dan keluar dari
firma, inovasi, aturan merek dagang. Hukum dan
Ekonomi menerapkan prinsip ekonomi mikro ke pemilihan dan
penguatan dari berkompetisi dengan rezim legal dan efisiensi relatifnya. Ekonomi Perburuhan mempelajari upah,
kepegawaian, dan dinamika pasar buruh. Finansial
publik (juga dikenal dengan ekonomi publik) mempelajari rancangan dari
pajak pemerintah dan kebijakan pengeluaran dan efek ekonomi dari
kebijakan-kebijakan tersebut (contohnya, program asuransi sosial). Ekonomi kesehatan mempelajari
organisasi dari sistem kesehatan, termasuk peran dari pegawai kesehatan dan
program asuransi kesehatan. Politik
ekonomi mempelajari peran dari institusi politik dalam menentukan
keluarnya sebuah kebijakan. Ekonomi
kependudukan, yang mempelajari tantangan yang dihadapi oleh kota-kota, seperti
gepeng, polusi air dan udara, kemacetan lalu-lintas, dan kemiskinan,
digambarkan dalam geografi kependudukan dan sosiologi. Finansial Ekonomi mempelajari topik seperti struktur dari
portofolio yang optimal, rasio dari pengembalian ke modal, analisis ekonometri
dari keamanan pengembalian, dan kebiasaan finansial korporat. Bidang Sejarah ekonomi mempelajari evolusi
dari ekonomi dan institusi ekonomi, menggunakan metode dan teknik dari bidang
ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, psikologi dan ilmu politik.
2.1.2
Tinjauan
Khusus tentang Kegiatan Ekonomi
Kegiatan
ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan orang dalam bidang ekonomi untuk
menghasilkan pendapatan dalam rangka memenuhi kebutukan hidup. Kegiatan Ekonomi
merupakan Kegiatan Produksi, Kegiatan Distribusi dan kegiatan Konsumsi) – Pada
dasarnya kegiatan ekonomi merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan
manusia untuk mewujudkan kemakmuran. Untuk mencapainya, maka kegiatan ekonomi
melputi 3 hal, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi.
1.
Kegiatan Produksi
Proses diartikan sebagai cara, metode
ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan
untuk menciptakan dan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan
jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun
teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor
produksi yang ada.
Faktor yang mempengaruhi produksi dan
produktivitas :
a.
Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan atau Tenaga kerja
(sumber daya manusia) merupakan modal yang sangat dominan dalam menyukseskan
program pembangunan. Masalah ketenagakerjaan semakin kompleks seiring
bertambahnya jumlah penduduk, yang memerlukan perhatian serius dari berbagai
pihak. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat.
Pemilihan tenaga kerja pada saat
pengambilan karyawan baru merupakan penentu dari lancar tidaknya suatu sistem
kerja. Keahlian merupaka titik tolak yang jadi acuan dalam hal ini, dimana
latar belakang pengetahuaan dan keterampilan adalah hal utama yang
dipertaruhkan di bagian ini.
b.
Sistem Kerja
Dalam peningkatan produksi dan
produktivitas perusahaan, peran manajemen sangat diperlukan, hal ini bagaikan
roh dari perusahaan, tanpanya perusahaan tak dapat berjalan. Di bidang ini,
manajemen memiliki lingkup ruang tersendiri, yaitu manajemen produksi.
Dalam melakukan kegiatan produksi
ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering disebut sebagai faktor –
faktor produksi yaitu :
v Material
atau bahan
v Mesin atau
peralatan
v Manusia atau
karyawan
v Modal
atau uang
v Manajemen
yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain
Dengan
demikian manajemen produksi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor
produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai
dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya.
Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi (operasi)
bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk
maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas
yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya
Produksi adalah kegiatan menambah faedah
( kegunaan ) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan. Produksi di bagi menjadi dua macam yaitu produksi
barang dan produksi jasa. Kegiatan produksi adalah usaha untuk menghasilkan
atau menambah daya guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Contoh: Perusahaan yang memproduksi bahan-bahan makanan seperti minyak goreng,
tepung, dan lain lain.
Produksi Barang yaitu kegiatan menambah
faedah dengan mengubah sifat dan bentuknya. Hal ini terdiri dari barang
konsumsi dan barang modal. Barang konsumsi siap untuk dikonsumsi langsung,
barang modal digunakan untuk menghasilkan barang berikutnya.contoh : membuat
kerajinan bathok kepala, membuat makanan, dan kebutuhan lainya.
Produksi
Jasa yaitu kegiatan menambah faedah suatu benda tanpa mengubah bentuknya.
contoh : sebuah pagelaran seni, angkutan barang, perbankan Meningkatkan nilai
guna barang atau jasa :
·
Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
·
Memperoleh keuntungan sebesar - besarnya.
·
Memperluas lapangan usaha.
·
Menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
·
Memenuhi kebutuhan rumah tangga produksi maupun rumah
konsumsi
·
Memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi serta penduduk yang semakin meningkat.
·
Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat
menyerang pengangguran.
·
Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan
Negara.
2.
Kegiatan Distribusi dan Promosi
Distribusi adalah suatu proses
penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai,
sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi
tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan
pengalihan hak milik.contoh kegiatan distribusi : kegiatan perdagangan di
pasar, toko, minimarket, pelabuhan.
Kegiatan distribusi merupakan usaha menyalurkan atau menyebarluaskan barang dan
jasa dari prdusen ke konsumen. Dalam hal ini peranan para pedagang sangat
penting, karena penghubung antara produsen dengan konsumen, atau antara prdusen
dengan produsen lainnya. Kegiatan distribusi banyak dipengaruhi oleh permintaan
dan penawaran barang dan jasa. Di
indonesia, distribusi ditentukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Ada dua
sistem distribusi, yaitu:
v Distribusi
langsung : Produsen melakukan penyaluran tanpa perantara
v Distribusi
tak langsung : Penyaluran diakukan pedagang.
Usaha
distribusi barang dan jasa meliputi hal-hal berikut:
·
Perdagangan barang, meliputi hasil-hasil pertanian,
industri,dan tambang.
·
Distribusi jasa, meliputi uang, alat-alat modal,
pariwisata, asuransi.
·
Distribusi tenaga kerja, misalnya melalui Separtemen
Tenaga Kerja, agen, dan calo tenaga kerja.
Distribusi
bertujuan untuk :
a.
Pemerataan pemenuhan masyarakat di berbagai daerah,
b.
Menstabillkan harga barang/jasa,
c.
Menjaga kelangsungan hidup perusahasaan
d.
Menjaga kesinambungan kegiatan produksi, serta
e.
Mempercepat sampainya produksi ke tangan konsumen
Cara-cara Distribusi Untuk menyalurkan barang/jasa digunakan
badan perantara :
1.
Penyaluran Barang/Jasa melalui pedagang. Barang yang
dibuat produsen disalurkan melalui pedagang besar, lalu pedagang besar
menjualnya ke pedagang kecil atau eceran dan pedagang kecil menjualnya ke
konsumen.
2.
Penyalur Barang/Jasa melalui Koperasi koperasi
berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya/masyarakat disekelilingnya.
3.
Penyaluran Barang/Jasa Melalui Toko Milik Produsen
Sendiri.
Produsen yang memiliki toko, dapat memenjual hasil produksinya kepada konsumen melalui toko tersebut.
Produsen yang memiliki toko, dapat memenjual hasil produksinya kepada konsumen melalui toko tersebut.
4.
Penyaluran Barang/Jasa melalui penjualan Dari Rumah
Kerumah.
Barang hasil produsen dijual oleh produsen dengan cara berkeliling dari rumah kerumah.
Barang hasil produsen dijual oleh produsen dengan cara berkeliling dari rumah kerumah.
5.
Penyaluran Barang/Jasa Melalui Penjualan di Tempat
Tertentu yang Ditetapkan Pemerintah. Pemerintah juga membuat tepat untuk
menyalurkan barang atau jasa hasil produksi tertentu, misalnya pasar, dan
tempat pelelangan ikan.
6.
Tempat Lain yang Dipakai untuk Menyalurkan
Barang/Jasa.
Kata promosi mempunyai arti
untuk memberitahu, membujuk atau mengingat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989:
68), promosi difungsikan sebagai kelanjutan dari
publikasi sehingga para calon konsumen tidak hanya mengenal produk yang
ditawarkan, tetapi juga mau berbuat atau bertindak sesuai dengan pesan yang
disampaikan dalam alat promosi tersebut.
Promosi
menjadi salah satu faktor penentu berhasil tidaknya suatu program pemasaran,
meskipun sebuah produsen bisa menciptakan suatu produk yang bagus, dengan
kwalitas yang tinggi, kemasan yang baik, logo yang menarik, dan lain-lain,
tetapi bila tidak ditunjang dengan adanya upaya promosi akan sulit untuk dapat
meraih kesuksesan dari hasil penjualan di pasaran. Melalui promosi dapat
dijelaskan kepada para calon konsumen mengenai keunggulan dari produk tersebut
dan lebih mengenai kepada sasaran.
Tujuan dari
promosi Menurut Fandy Tjiptono (1997 : 221) tujuan utama dari promosi yaitu:
a)
Menginformasikan (informing) dapat berupa
menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan
cara pemakaian yang baru dari suatu produk, menyampaikan perubahan harga kepada
pasar, menjelaskan cara kerja suatu produk, menginformasikan jasa-jasa yang
disediakan oleh perusahaan, meluruskan kesan yang keliru, mengurangi ketakutan
atau kekhawatiran pembeli, membangun citra perusahaan.
b)
Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk
membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah
persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja
saat itu juga, mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman).
c)
Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas
mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu
dekat, mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan,
membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, menjaga agar
ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Secara singkat promosi berkaitan dengan
upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu
memahaminya, berubah sikap, menyukai yakin kemudian akhirnya membeli dan selalu
ingat akan produk tersebut.
3.
Kegiatan Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan menghabiskan atau mengurangi secara
berangsur-angsur manfaat suatu barang dalam memenuhi kebutuhan untuk memelihara
kelangsungan hidupnya. Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup.Fungsi dari komsumsi adalah agar kelangsungan hidup tetap terjaga,
Konsumsi merupakan kegiatan yang menghasilkan barang guna memenuhi dan
melengkapi kebutuhan baik yang berupa barang maupun bentuk jasa. Konsumen
adalah orang yang telah menggunakan hasil produksi di mana merekalah yang sudah
memakai dan menghabiskan olahan dari berbagai hasil produksi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Contoh
kegiatan konsumsi yaitu seperti kegiatan yang telah menggunakan bahan makanan
untuk keperluan seharinya, kegiatan dalam penggunaan kendaraan, dan
pakaian yang dipakai oleh konsumen untuk menutup tubuh atau sekaligus
sebagai bahan pokok untuk kebutuhannya serta rumah (bahan papan) yang ditempati
sebagai perlindungan dari gangguan dalam atau dari luar. Kegiatan konsumsi ini
tentu saja bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi segala kebutuhan Kegiatan
Ekonomi manusia. Sedangkan fungsi dari kegiatan konsumsi adalah memenuhi semua
kebutuhan yang diperlukan oleh pihak konsumen dan menjaga serta melindungi
segala kelangsungan hidup.
2.2 Ekonomi Kreatif
Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep di
era ekonomi baru yang
mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan
mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama.
Konsep ini biasanya akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang
menjadi pengejawantahannya. Seiring berjalannya waktu, perkembangan ekonomi
sampai pada taraf ekonomi kreatif setelah beberapa waktu sebelumnya, dunia
dihadapi dengan konsep ekonomi informasi yang mana informasi menjadi hal
yang utama dalam pengembangan ekonomi.
Beberapa
Definisi tentang Ekonomi Kreatif :
John Howkins dalam bukunya The Creative Economy: How People
Make Money from Ideas pertama kali memperkenalkan istilah ekonomi kreatif.
Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah
melihat pada tahun 1997, Amerika Serikat
menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
senilai 414 miliar dolar yang menjadikan HKI sebagai barang ekspor nomor satu
di Amerika Serikat.
John Howkins mendefinisikan ekonomi
kreatif sebagai the creation of value as a result of idea.[3] Dalam
sebuah wawancara bersama Donna Ghelfi dari World Intellectual Property Organization (WIPO),
Howkins menjelaskan ekonomi kreatif sebagai "kegiatan ekonomi dalam
masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide,
tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat
ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.
Dalam cetak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia 2009-2015, ekonomi kreatif didefinisikan
sebagai "Era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan
kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia
sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.
Tercatat
beberapa hal yang menjadi karakteristik dari ekonomi kreatif:
v Diperlukan
kolaborasi antara berbagai aktor yang berperan dalam industri kreatif, yaitu cendekiawan (kaum
intelektual), dunia usaha, dan pemerintah yang merupakan prasyarat mendasar.
v Berbasis
pada ide atau gagasan.
v Pengembangan
tidak terbatas dalam berbagai bidang usaha.
Ekonomi
Kreatif tidak terlepas dari Industri kreatif. Industri Kreatif dapat
diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan
atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga dikenal dengan
nama lain Industri Budaya (terutama di Eropa) atau juga Ekonomi Kreatif. Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan
bahwa Industri kreatif adalah industri yang
berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut
2.3 Perkembangan sektor usaha kecil
menengah
2.3.1
Usaha
Kecil Menengah (UKM)
UKM adalah singkatan dari usaha kecil
dan menengah. Ukm adalah salah satu bagian penting dari perekonomian suatu
negara maupun daerah, begitu juga dengan negara indonesia ukm ini sangat
memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. Ukm ini juga
sangat membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan
lewat ukm juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan
tenaga-tenaga baru erhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang
akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan
menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Terdapat dua
aspek yang harus dikembangkan untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut.
Kinerja nyata yang dihadapi oleh
sebagian besar usaha terutama mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia
yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya nilai
tambah, dan rendahnya kualitas produk. Walau diakui pula bahwa UMKM menjadi lapangan
kerja bagi sebagian besar pekerja di Indonesia , tetapi kontribusi dalam output
nasional di katagorikan rendah. Hal ini dikarenakan UMKM, khususnya usaha mikro
dan sektor pertanian (yang banyak menyerap tenaga kerja), mempunyai
produktivitas yang sangat rendah. Bila upah dijadikan produktivitas, upah
rata-rata di usaha mikro dan kecil umumnya berada dibawah upah minimum. Kondisi
ini merefleksikan produktivitas sektor mikro dan kecil yang rendah bila di
bandingkan dengan usaha yang lebih besar.
Untuk
meningkatkan daya saing UMKM diperlukan langkah bersama untuk mengangkat
kemampuan teknologi dan daya inovasinnya. Dalam hal ini inovasi berarti sesuatu
yang baru bagi si penerima yaitu komunitas UMKM yang bersangkutan. Kemajuan
ekonomi terkait dengan tingkat perkembangan yang berarti tahap penguasaan
teknologi. sebagian terbesar bersifat STATIS atau tidak terkodifikasi dan
dibangun di atas pengalaman. Juga bersifat kumulatif ( terbentuk secara
‘incremental’ dan dalam waktu yang tertentu ). Waktu penguasaan teknologi ini
bergantung pada sektor industrinya ( ‘sector specific’) dan proses akumulasinya
mengikuti trajektori tertentu yang khas.
Di antara berbagai faktor penyebabnya,
rendahnya tingkat penguasaan teknologi dan kemampuan wirausaha di kalangan UMKM
menjadi isue yang mengemuka saat ini. Pengembangan UMKM secara parsial selama
ini tidak banyak memberikan hasil yang maksimal terhadap peningkatan kinerja
UMKM, perkembangan ekonomi secara lebih luas mengakibatkan tingkat daya saing
kita tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita seperti
misalnya cina dan Malaysia. Karena itu kebijakan bagi UMKM bukan karena
ukurannya yang kecil, tapi karena produktivitasnya yang rendah. Peningkatan
produktivitas pada UMKM, akan berdampak luas pada perbaikan kesejahteraan
rakyat karena UMKM adalah tempat dimana banyak orang menggantungkan sumber
kehidupannya. Salah satu alternatif dalam meningkatkan produktivitas UMKM
adalah dengan melakukan modernisasi sistem usaha dan perangkat kebijakannya yang
sistemik sehingga akan memberikan dampak yang lebih luas lagi dalam
meningkatkan daya saing daerah.
2.3.2
Home
Industri
Industri adalah suatu usaha atau
kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi
yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau
assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Home industri bagi sebagian orang
adalah sebuah pilihan karena lapangan pekerjaan yang menjadi sangat menyempit.
Namun, bagi sebagian orang memang sudah berniat membangun sejak lama karena
menganggap home industri adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, mudah,
sekaligus menguntungkan dengan bernagai alasan. Misalnya saja dekat dengan
anggota keluarga, mudah mengontrolnya karena dalam lingkup kecil, tak ada yang
memarahi jika kita sendiri pemilik industry rumah tangga tersebut, dan tentu
bisa memberika lapangan pekerjaan sendiri bagi orang-orang disekitar yang
sedang membutuhkan.
Home berarti rumah, tempat tinggal,
ataupun kampung halaman. Sedang Industry, dapat diartikan sebagai kerajinan,
usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya, Home Industry (“Home
Industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil.
Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan
di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No. 9 Tahun
1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih
paling banyak Rp200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)
dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000. Kriteria lainnya
dalam UU No 9 Tahun 1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi
langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk
badan usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Home Industri juga
dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil
yang dikelola keluarga.
Home industry sangat erat kaitannya dengan
wirausaha pada diri seorang manusia. Berbicara industry maka sama juga
berbicara laba dan laba adalah ujung pangkal sebuh usaha. Maka dari itu, tak
heran banyak orang yang sukses menjalankan home industry kerena memang memiliki
jiwa wirausaha yang pantang menyerah dan selalu berlajar dari segala kegagalan
yang pernah dihadapi.
Industry rumah tangga tidak menyedot
modal yang banyak, cukup padat karya, dan emiliki pasar yang cenderung stabil.
Selain itu industry ini juga menyebar diberbagai wilayah di Indonesia sehingga
tidak terpusat seperti perusahaan-perusahaan attau industry-industri besar yang
terpusat dan mengandalkan investasi. Industry rumah tangga merupakan bentuk
industry yang diklasifikasikan dlam jumlah tenaga kerja yang digunakan. Singkatnya
industry rumah tangga adalah industry yang menggunakan tenaga lebih dari empat
orang. Industry dalam bentuk seperti ini jelas memiliki modal yang sangat
terbatas. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari keluarga, begitu pula dengan
pimpinan, pemilik atau pengelola industry ini merupakan kepala rumah tangga
atau anggota keluarga yang dipercaya. Bentuk industry ini meski kecil dan
dengan modal yang terbatas, namun omset yang diperoleh cukup menjanjikan jika
bentuk usaha yang dijalankan memiliki pangsa pasar yang relative baik.
Seiring dengan semakin populernya dunia
wirausaha atau yang saat ini dikenal dengan sebutan entrepreneur, industry
rumahan ikut mengalami perkembangan sebagai salah satu bentuk wirausaha.
Industry ini biasanya menghasilkan barang-barang kreatif, barang kebutuhan
sehari-hari, makanan, pakaian, dan lain sebagainya. Untuk mendorong bentuk
industry ini pemerintah juga harus memberikan bantuan melalui koperaasi atau
perbankan dalam mengembangkan industry ini.
Kelebihan industry rumah tangga ini
adalah kepercayaan yang terbangun dalam menjalalankan usaha. Hal ini
dikarenakan keterlibatan penuh keluarga dalam membangun industry. Kepercayaan
menjadi factor utama dalam mengolah modal, mengolah administrasi, penjualan,
dan keuangan dalam industry ini. Dengan modal kepercayaan ini pula, jika
kondisi industry sedang sepia tau lemah, selayaknya keluarga akan saling
mendukung dan tidak menuntut banyak keuntungan yang sedang sulit diperoleh. Hal
ini berdampak baik bagi upaya untuk membangun industry rumah tangga.
Sebagai sebuah industry yang
mengutamakan kreativitas dan jalinan kekeluargaan, industry ini biasanya
bergerak dalam bentuk-bentuk industry kreatif yang menghasilakn kerajinan
tangan, keperluan rumah tangga, bahan makanan, atau makanan tradisional.
Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan industry rumah tangga :
1.
Industry Kerajinan
Industry ini menghasilkan hasil karya
kreatif yang biasanya digunakan untuk hiasan rumah, hiasan mobil ataupun
oleh-oleh yang menjadi ciri khas suatu daerah. Bahan-bahan yang digunakan dlam
industry ini sangat beragam sesuai dengan kreativitas yang dimiliki. Misalnya
saja kulit-kulit kerang yang dirangkai sedemikian rupa menjadi bunga atau
binatang-binatang, bamboo yang dibuat menjadi sebuah pot buanga yang cantik
atau dibuat alat music tradisional dan lain sebagainya. Salah satu industry
rumahan yang ada di solo adalah Batik Roosmijati Online Shop.
2.
Industry Bahan Makanan
Bahan Makanan merupakan kebutuhan pokok
manusia. Industry yang bergerak dibidang ini tentu menghasilan omset yang bisa
dikatakan tinggi karena barang yang dihasilkan menjadi kebutuhan yang selalu
dicari orang kebanyakan dan setiap hari. Industry bahan makanan biasanya
menghasilkan tahu, tempe, oncom, kue, dan lain sebagainya. Tahu dan tempe
misalnya, kedua bahan makanan tersebut merupakan bahan makanan yang digemari
oleh masyarakat. Dalam proses pembuatannya baik industry tahu maupun industry
tempe sama-sama menggunakan kacang kedelai. Harga kedelai sebagai bahan baku
menjadi sorotan utama bagi pelaku industry ini. Oleh karena itu ketika kedelai
harganya melambung dan harus impor keluar negeri, mereka sangat kawatir untuk
melanjutkan usaha mereka. Disini peran pemerintah penting guna menjaga
stabilitas harga khususnya harga kedelai dipasaran
3.
Industry Pakaian Ibadah
Jika industry pakaian sudah mencapai
pada level-level perusahaan raksasa, pakaian ibadah dapat dijadikan sebagai
salah satu hasil produksi industry rumah tangga. Hal ini ditujukkan dengan berkembangnya
industry rumahan yang menghasilkan mukena, sarung, sajadah, busana muslim
dewasa maupun anak-anak dan lain sebagainya. Keunggulan dengan menggunakan
hasil industry ini adalah kualitasnya biasanya lebih bagus karena pembuatannya
lebih teliti, bentuknya yang unik dan tidak pasaran dan kreatif, serta harganya
yang relative terjangkau dan bersaing.
Selain ketiga contoh diatas tersebut,
masih banyak benda-benda atau barang-banrang yang dihasilkan oleh para
kreativator industry rumah tangga. Dengan kualitas yang baik, tidak sedikit
dari hasil-hasil industry tersebut yang mencapai pemasarannya sampai ke
mancanegara. Oleh karena itu, membangun industry rumahan dapat dilakukan
sebagai bentuk wirausaha yang menjanjikan keuntungan yang dapat menciptakan
kesejahteraan dan kemakmuran tetapi kita juga harus bersiap menerima resiko
wirausaha seperti saat sedang sepi permintaan, atau bahan baku yang relative
mahal, kegagalan, karena tidak semua industry itu maju terus, ada saat-saat
industry rumahan itu mengalami naik ataupun turun.
Untuk membangun industry rumah tangga
yang sukses perlu diperhatikan beberapa factor yang mempengaruhinya.
Factor-faktor ini dapat pula menjadi acuan para keluarga yang baru saja hendak
memulai membangun industry rumahan. Factor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Modal
Permodalan atau modal usaha
adalah sesuatu yang digunakan untuk mendirikan atau menjalankan suatu
usaha. Modal ini bisa berupa uang dan tenaga (keahlian). Modal uang biasa
digunakan untuk membiayai berbagai keperluan usaha, seperti biaya prainvestasi,
pengurusan izin, biaya investasi untuk membeli aset, hingga modal kerja.
Sedangkan modal keahlian adalah kepiawaian seseorang dalam menjalankan suatu
usaha.
Bagi bentuk usaha apapun, modal
merupakan factor utama yang harus dipenuhi. Untuk industry rumah tangga modal
yang dimiliki biasanya memang tidak cukup besar karena berasal dari patungan
keluarga maupun salah satu anggota keluarga saja. Meski demikian, dengan
dibukanya peluang pinjaman modal dari pemerintah maupun bank, industry rumahan
tidak perlu menutup diri tetapi justru dapat memanfaatkan kesempatan tersebut
agar dapat melebarkan sayap usahanya. Asalkan pengelolaan modal tersebut jelas
dan menghasilkan.
2.
Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia (SDM)
adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari
sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci
yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia
yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan
organisasi itu.
Dewasa ini, perkembangan terbaru
memandang karyawan bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa
modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah
istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di
sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai
dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi)
dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif
SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
Pengertian
SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan makro. Pengertian SDM
secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan
atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja,
tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkang pengertian SDM secara makro adalah
penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang
belum bekerja maupun yang sudah bekerja.
Secara garis besar, pengertian Sumber
Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi,
baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih
dan dikembangkan kemampuannya.
Berikut ini
adalah peran dan pentingnya bisnis
usaha sektor mikro, kecil, dan menengah, tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara lain:
a.
Sektor usaha
mikro, kecil, dan menengah memegang peranan penting
dalam perkembangan ekonomi suatu negara karena beberapa kontribusinya seperti
industrialisasi sekaligus pengembangan wilayah kabupaten, menciptakan peluang
kerja lebih besar, distribus pemasukan lebih merata, penggunaan sumber daya
yang lebih melimpah, tambahan valuta asing, terciptanya kerjasama dengan
beberapa industri yang sudah berdiri dan pelatihan wirausaha.
b.
Berkembangnya industri baru di wilayah tertinggal
maupun pedesaan dan juga meningkatkan peluangn kerja. Salah satu negara selain
Indonesia dimana jumlah pekerja melimpah dan membutuhkan pelatihan kewirausahaan adalah Filipina. Sektor usaha ini lebih cepat membuka lapangan
pekerjaan di daerah berdirinya perusahaan
tersebut, dan dapat dikatakan memberikan keseimbangan pada sektor ekonomi dan
ekuitas dalam distribusi pemasukan.
c.
Sektor usaha
mikro, kecil dan menengah lebih mudah mengikuti tren
atau inovasi terbaru, dimana dapat menciptakan produk yang hanya bersifat
sementara dan menawarkannya ke pasaran untuk dapat bersaing. Sektor usaha ini memiliki tendensi untuk
menjadi lebih inovatif dalam mengembangkan terobosan di bidang teknologi
sebagai pionir perkembangan terbaru.
d.
UKM dapat secara efektif meningkatkan konten lokal
atau menambahkan nilai tertentu dibandingkan barang-barang jadi yang
diproses dan dijual oleh perusahaan-perusahaan besar.
e.
Bisnis mikro, kecil, dan menengah dikenal sangat ahli dalam memaksimalkan keterbatasan
sumber daya dan dapat bekerja sama dengan perusahaan besar sebagai penyuplai bahan baku mentah yang belum
diproses maupun barang setengah jadi.
Selain itu,
mereka juga dapat bertindak sebagai pelatihan bagi kemampuan wirausaha dan inovasi. Sektor usaha mikro, kecil dan menengah
memegang peranan penting dalam kemajuan komunitas atau area tertentu dan juga
dapat memberikan kontibusi signifikan dalam program pengembangan wilayah
tertentu yang digunakan sebagai basis usaha.
3.
Kreativitas
Industry rumahan merupakan bagian dari
industry kreatif, artinya industry ini mengandalkan kreativitas dalam
mengembangkan usahanya. Tanpa kreativitas dan ide-ide baru yang inovatif
industry rumah tangga khususnya yang menghasilkan benda-benda atau
barang-barang kerajinan dapat mengalami penurunan bahkan kebangkrutan. Hal ini
dikarenakan masyarakat atau pangsa pasar selalu menyenangi dan menantikan
hal-hal yang baru.
Untuk meningkatkan kreativitas, para
pelaku industry ini haruslah terus meng-update infomasi dan melihat peluang
yang ada dari fonomena yang terjadi dalam masyarakat, misalnya saja pada saat
ini sedang banyak digemari tokoh-tokoh dlam permainan tertentu sebut saja Angry
Bird, maka industry rumahan dapat memproduksi boneka, pakaian, bantal guling,
peralatan sekolah, dan lain sebagainya dengan motif dan bentuk gambar Angry Bird.
4.
Pemasaran
Selain proses produksi, industry rumah
tangga juga membutuhkan teknik pemasaran yang tepat sasaran. Jika pemasaran
tidak berjalan dengan baik sebagus apapun kualitas barang yang dihasilkan tidak
akan memerikan keuntungan apapun jika tidak terjual dipasar. Oleh karena itu
pemasaran merupakan salah satu factor terpenting dalam industry rumahan
tersebut.
Pada dasarnya pemasaran suatu barang
hasil industry dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yang sedang
popular pada saat ini adalah pemasaran melalui internet atau online shop.
Kelebihan pemasaran melalui internet atau online shop ini adalah tidak terbatas
atau tidak dibatas oleh ruang dan jarak. Siapapun dapat mengakses dimana[un dan
kapanpun. Selain itu pemasaran dengan cara seperti ini juga dapat dianggap
efektif dan memberikan kemudahan. Dibutuhkan nilai kepercayaan dalam pemasaran
dengan cara ini
5.
Peluang dan Kesempatan
Peluang dan kesempatan merupakan dua
hal yang sebaiknya tidak dilewatkan begitu saja apabila ingin membangun
industry rumahan yang berhasil. Kemampuan dalam membaca peluang perlu
ditingkatkan dan diasah semakin tajam. Sebagian besar pelaku industry yang
sukses adalah mereka yang mampu melihat peluang dengan baik dan memanfaatkannya
dengan sebaik-baiknya pula. Selanjutkanya adalah kesempatan, kesempatan dapat
dilakukan memalui informasi. Misalnya saja pameran-pamera, baik dalam maupun
luar negeri dapat menjadi sebuah kesempatan yang baik guna mengmbangkan
industry rumahan yang dijalankan tersebut.
Dengan memperhatikan kelima factor
diatas industry rumaha tangga merupakan industry yang dapat dibangun menjadi
industry yang emmberikan manfaat, keuntungan, dan kemakmuran baik bagi keluarga
khususnya maupun bagi perekonomian pada umunya. Selain itu industry rumahan
merupakan bentuk wirausaha yang dapat membantu pemerintah mengatasi
pengangguran.
Industry rumah tangga juga membangun
kreativitas anak bangsa dalam menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas
sekaligus mengenalkan sebagian kekayaan karya bangsa dan Negara. Keyakinan,
potensi, keahlian, dan kemampuan memanfaatkan peluang dan tidak takut akan
mencoba dan kegagalan merupakan hal-hal yang menjadi acuan dalam membangun
industry rumah tangga.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Perusahaan
Kerupuk melarat yang dibenderai dengan
Sumber Mares yang di didirkian oleh Haji Eli Marliyah merupakan resep kerupuk
yang di dapat Haji Eli dari keluarga suaminya dan sudah turun temurun sampai
tiga generasi. Kerupuk melarat Sumber mares sendiri berlokasi di Desa Gesik
blok Kaum Rt. 01/ Rw. 01 Kecamatan Tengah Tani, Cirebon, Jawa Barat. Haji Eli,
sendiri baru menekuni usaha ini sejak menikah dengan suaminya. beliau hanya
menjual kerupuk mentah yang kemudian dijual ke pabrik.
Haji Eli memulai usaha kerupuk melarat
pada 1976. saat itu kerupuk melarat belum banyak disukai masyarakat Cirebon dan
popularitasnya kalah jauh dibandingkan kerupuk udang atau kerupuk kakap yang
rasanya enak dan gurih. Produksinya pun masih minim, hanya sikitar 50 kilogram
tapioca setiap hari. Meski demikian Haji Eli punya tekad kuat untuk memasarkan
kerupuk melarat, sehingga ia rela berjalan kaki menitipkan beberapa bungkus
kerupuk kepada pemilik warung disekitar Cirebon
Barulah tujuh tahun kemudian, sekitar
1983, usaha kerupuknya semakin berkembang. Tempat produksi yang semula hanya
menempati bangunan seluas 4 x 5 meter sudah tidak memadai lagi. Bahan baku
kerupuk berupa tapioca yang semula hanya 50 kilogram setiap hari meningkat
sepuluh kali lipat menjadi lima kuintal setiap hari.
Haji Eli tidak perlu susah-susah lagi
menawarkan kerupuk melarat ke setiap warung. Pembeli datang sendiri ke
pabriknya di Desa Gesik, Cirebon Jawa Barat, dengan menggunakan bebagai jenis
kendaraan termasuk truk. Pengusaha lain disekitar Cirebon, kemudian ikut-ikutan
memproduksi kerupuk melarat. Haji Eli, yang sempat dua kali menunaikan ibadah
haji dari hasil menjual kerupuk, menyambutnya dengan senang hati, karena dengan
demikian berarti kerupuk melarat semakin popular di kalangan masyarakat Cirebon
3.2 Gagasan berdirinya kegiatan Usaha
Usaha kerupuk melarat sumber mares
merupakan usaha yang diturunkan dari generasi ke generasi, menurut Hj. Eli
selaku pemilik usaha dan penerus mengatakan bahwasanya awal mula membangun
usaha kerupuk melarat karena dulu masyarakat cirebon dan sekitarnya memiliki
kebiasaan makan nasi dengan krupuk. Pada saat itu krupuk yang ada di wilayah
cirebon dan sekitarnya hanya ada krupuk udang, pada saat itu krupuk udang
dibilang mahal untuk proses produksinya karena digoreng menggunakan minyak,
sehingga timbulah ide membuat krupuk dengan pasir. Penggunaan pasir dimaksud
juga untuk menekan biaya produksi
menggantikan minyak, dan untuk saat ini masyarakat sudah mulai sadar
akan kesehatan terutama tingginya kadar kolesterol, maka kerupuk ‘melarat’
hadir dengan jaminan bebas kolesterol karena digoreng dengan pasir.
3.3 Jenis kegiatan usaha
Jenis kegiatan usaha yang di kaji dalam
proses pembuatan karya tulis adalah jenis usaha yang bergerak dibidang makanan,
terkhusus panganan cemilan yaitu Kerupuk Melarat yang diproduksi secara
sederhana dengan menggunakan bahan baku yang mudah diperoleh dan proses
pengolahan yang unik dengan menggunakan pasir sebagai media penggorengan
menggantikan minyak goreng. Jenis kegiatan usaha kerupuk melarat ini berbasis
Home Industri, dimana semua kegiatan usahanya dipusatkan dirumah. Dengan
memanfaatkan dapur dan halaman belakang rumah, Hj. Eli selaku pemilik usaha
berhasil menyulap rumahnya menjadi ladang bisnis.
3.4 Perkembangan Usaha
Usaha Kerupuk melarat yang dilakukan
oleh Haji Eli bisa dikatakan memiliki prosfek yang menguntungkan karna
permintaan akan kerupuk dari produsen setiap bulannya selalu bertambah. Namun
dalam perkembangan nya usaha yang dilakukan oleh Haji Eli sempat mengalami
kebangkrutan, Haji Ely bercerita, beliau pernah merugi besar karena kerupuk yang
dibuatnya rusak akibat jamur, karena tidak bisa dijemur. Saat itu jumlahnya
lumayan banyak, sampai 4 kuintal. Kerugian pun juga dialami penjual kerupuk
matang. Bila musim hujan, kerupuknya kurang dijemur sehingga tidak bisa
mengembang sempurna.
Produksi kerupuk ‘melarat’ diakui Haji
Eli meningkat tajam memasuki bulan Ramadhan. Menurutnya, bulan Ramadhan memang
bulan yang penuh berkah. Penjualan kerupuk selalu meningkat. Dalam sehari, Haji
Eli biasanya bisa memproduksi 2,5 kuintal kerupuk mentah dibantu 9 orang
karyawan.
3.5 Gambaran Ketenagakerjaan
Tenaga kerja dalam proses pengolahan
produksi usaha kerupuk melarat sumber mares ini dengan memberdayakan masyarakat
setempat. Dengan diberdayakannya masyarakat setempat dirasa mampu meningkatkan
tingkat perekonomian dan kesejahteraan masarakat sekitarnya tanpa susah payah
merekrut tenaga kerja dari luar, tenaga kerja di dominasi oleh Ibu ibu rumah
tangga.
3.6 Gambaran Permodalan
Dalam hal permodalan dalam pembuatan
kerupuk melarat pengusaha menggunakan prinsip efisiensi, dimana dalam proses
pembuatannya menggunakan modal seefisien mungkin baik dari pembelian bahan
baku, pemakian alat, gaji karyawan. Selain itu penggunaan pasir juga bisa
menekan harga jual, sehingga kerupuk melarat hanya dijual sekitar Rp 4.000 per
kilogram, atau jauh lebih rendah dibandingkan kerupuk udang yang harganya
sekitar Rp 12.000 per kilogram mentah.
3.6.1
Biaya bahan baku
Biaya bahan baku merupakan salah satu
komponen penting dari biaya produksi. Pada proses pengolahan kerupuk melarat
sumber mares biaya bahan baku yang diperlukan perhari terdiri dari
·
Tepung tapioka 2,5 Kwintal
·
Garam
·
Pewarna Makanan
·
Pasir khusus yang telah diproses
3.6.2
Biaya tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau
mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk, dalam pengolahan
kerupuk melarat
Pengusaha
memperkerjakan sembilan orang untuk membantu proses produksi, kegiatan dimulai dari
jam 07.00 pagi sampai jam 14.30.
3.6.3
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah
biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk, Untuk BOP
dalam pengolahan kerupuk melarat tidak terlalu besar, karena pada dasarnya
pengusaha menggunakan prinsip efisiensi dalam pengolahannya sendiri sehingga
bisa menekan biaya semaksimal mungkin, sebagai contoh untuk biaya perbaikan
mesin dirasa tidak perlu karena dalam pengolahannya masih bersifat tradisional
artinya tidak menggunakan mesin berat.
3.7 Gambaran Proses Produksi
Kegiatan produksi kerupuk melarat
sumber mares dilakukan melalui dua tahap, dimana tahap pertama yaitu mengolah
bahan baku menjadi bahan setengah jadi yang dilakukan oleh Haji Eli, dan yang
kedua adalah mengolah kerupuk setengah jadi menjadi kerupuk siap makan yang
dilakukan oleh Akhmad Syaifullah saudara dari Haji Eli yang bertugas untuk
menggoreng krupuk melarat setengah jadi menjadi krupuk melarat siap kemas dan
siap jual. Secara keseluruhan proses pembuatannya sendiri digambarkan sebagai
berikut :
3.7.1 Proses
Pengulenan adonan
Dalam proses pembuatan adaonan kerupuk
melarat tidak memerlukan bahan baku yang bermacam macam, karna dalam proses
pengulenan nya sendiri cukup menggunakan tepung tapioca, garam, pewarna makanan,
dan air panas yang di ulen sehingga membentuk adonan sesuai dengan yang
diinginkan. Pengolahan adonan krupuk melarat sumber mares yang dilakukan oleh
Haji Eli setiap harinya mengolah sampai 250 kg tepung tapioka / perhari.
Dalam prosesnya yaitu tepung tapioca
sebanyak 25 kg dimasukan kedalam wadah semacam papan, kemudain diberi garam
sebanyak 0,5 kg dan pewarna makanan 50 ml, untuk pewarna ada tiga varian warna
merah, kuning, dan putih. Semua bahan yang sudah tercampur dimasukan kedalam
wadah tersebut kemudian di aduk hingga merata. Selagi diaduk, air yang mendidih
juga dimasukan dalam adonan tersebut. Ulek adonan tersebut hinga menjadi kalis.
3.7.2 Proses
Pencetakan
Setelah proses pengulenan adonan
kerupuk selesai, proses selanjutnya adalah pencetakan. Proses pencetakan
sendiri masih dilakukan secara sederhana, hanya dengan menggunakan alat
yang terbuat dari besi yang ditempatkan
pada sebilah papan kemudian diduduki yang terlihat pada
digambar. Dan dalam pencetakannya dibantu oleh tenaga manusia. Dalam proses
pencetakan harus dilakukan secara cepat, karna kalau tidak adonan akan menjadi
kenyal. Hasil cetakan adonan berbentuk lembaran, setiap lembaran ukuran krupuk
setengah jadi harus sama, dan dalam hal ini dibutuhkan ketangkasan dan ketelatenan
pekerja agar hasil yang diperoleh maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
3.7.3 Proses
pengukusan
proses pengukusan dilakukan setelah
proses pencetakan adonan selesai, pengukusan dilakukan secara manual tidak
menggunakan mesin oven. Proses pengukusan dilakukan menggunakan tungku yang
dibuat dari tanah liat dengan bahan bakar kayu, pengukusan dilakukan kurang
lebih selama 2 Jam. Pengukusan dilakukan di tungku yg terbuat dari tanah,
tungku tersebut sudah digunakan secara turun temurun tiga generasi dari dahulu,
penggunaan tungku digunakan agar rasa dan kualitas krupuknya terjamin. Jika
pengukusan tersebut tidak lebih dari 2 jam maka krupuk tidak matang, sehingga
dalam proses selanjutnya tidak akan menghasilkan krupuk yang enak.
3.7.4 Proses
pemindahan ke papan jemur
Setelah adonan selesai dikukus, proses
selanjutnya adalah pemindahan adonan ke papan jemur, dilakukan dalam sebuah
wadah yg sudah disediakan. Proses pemindahan ini harus dilakukan dengan
hati-hati agar krupuk tidak rusak, karena bahan krupuk tersebut masih dalam
keadaan basah, penyortiran kerupuk setengah jadi ke papan jemur harus dilakukan
dengan benar baik dari warna dan ukuran kerupuk harus sama.
3.7.5 Proses
penjemuran
Dalam penjemuran ini diperlukan panas
dari sinar matahari yang cukup. Karena jika tidak mendapatkan sinar matahari
yang cukup maka krupuk tidak kering dengan sempurna yang berakibat krupuk
tersebut akan tidak mengembang dalam proses penggorengannya.
3.7.6 Proses
pemotongan
Setelah dilakukan proses penjemuran,
kemudian dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan, agar
proses penggorengan dapat dilakukan dengan mudah.
3.7.7 Proses
penggorengan
Setelah proses penjemuran dan
pemotongan kerupuk sesuai dengan ukuran selesai, tahapan yang selanjutnya
adalah proses penggorengan. Dalam penggorengan kerupuk melarat ada hal yang
membedakan dengan kerupuk lainnya. Dimana dalam penggorengan ini kerupuk tidak
digoreng menggunakan minyak, melainkan digoreng dengan menggunakan pasir
Pasir yang digunakan bukanlah pasir
sembarangan, melainkan pasir yang berasal dari pegunungan yang sudah melewati
proses pengayakan. Selanjutnya pasir tersebut pun kembali diayak. Setelah
bersih pasir dijemur agar dihasilkannya pasir bersih dan kering. Penggunaan
pasir ini memang disengaja agar kerupuk terasa gurih, bisa tahan lama hingga
dua minggu dan tidak layu dan melempem.
3.7.8 Proses
Pengemasan
Setelah kerupuk selesai digoreng,
tahapan yang terakhir adalah pengemasan krupuk, kerupuk dikemas dengan
menggunakan plastik ukuran 1 kg. Ada dua varian rasa kerupuk melarat yang
dikemas, yang pertama kerupuk rasa manis dan gurih dan yang kedua rasa pedas.
Yang tentunya memberikan kenikmatan tersendiri bagi para konsumen.
3.8
Gambaran kegiatan Distribusi dan Promosi
Distribusi kerupuk melarat Sumber mares
sudah mencapai Sidoarjo, Jawa Timur. Awal mula kerupuk ini hanya dikenal oleh
masyrakat lokal daerah cirebon itu sendiri, namun Pak Akhmad selaku distributor
Kerupuk Melarat mempunyai keinginan bagaimana caranya agar panganan produksinya
bisa dikenal secara Nasional Menurut Pak Akhmad Syaefullh saudara dari Haji Eli,
Meskipun kerupuk ini dinamakan kerupuk “Melarat”, tapi jangan sampai
produsennya juga ikut melarat. Setiap harinya Pak Akhmad sanggup meyuplai
kerupuk siap jual ke produsen sampai 1.500 bungkus dengan harga Rp 5.000
perbungkus. Beliau juga merasa bahwa “mempertahankan
usaha saja tidak cukup. Butuh inovasi demi mendapatkan pelanggan baru sekaligus
mempeluas pasar”. Dengan semangat itulah, beliau rajin memasarkan kerupuk
ini. Kini kerupuk produksinya juga hadir dengan rasa baru, yaitu kerupuk
‘melarat’ bumbu pedas.
Niatnya memperluas pasar juga
berbarengan dengan tingginya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Masyarakat
saat ini takut akan kolesterol, maka kerupuk ‘melarat’ hadir dengan jaminan
bebas kolesterol karena digoreng dengan pasir. Untuk memperkuat pemasaran tak
jarang pak Akhmad berkeliling dari toko ke toko.
Permintaan
kerupuk melarat sendiri setiap bulannya selalu mengalami peningkatan apalagi
menghadapi musim libur, karna untuk musim libur biasanya masyarakat selalu
mencari oleh oleh khas daerah cirebon.
3.9
Hambatan dalam kegiatan ekonomi
3.9.1 Hambatan
kegiatan produksi
Dalam kegiatan pengolahan kerupuk
melarat seringkali pengusaha menghadapi kendala baik dari bahan baku maupun
proses produksinya. Dalam pengolahan produksi kerupuk melarat yang menjadai kendala
adalah harga bahan baku tepung tapioka yang seringkali naik dan membuat bingung
pengusaha karna naiknya harga barang akan berdampak pada proses produksi,
apakah produksi akan dikurangi atau tidak. Selain naiknya harga bahan baku,
yang menjadi kendala dalam proses produksi kerupuk melarat adalah cuaca. Memasuki
musim penghujan seperti sekarang pengusaha harus memikirkan ulang jumlah
kerupuk yang akan diproduksi karna jika proses produksi terus dilakukan
sementara cuaca tidak mendukung akan berakibat pada saat proses penjemuran yang
merupakan bagian dari proses produksi karena hasil tidak maksimal dan kerupuk
tidak akan sesuai dengan harapan. Karna proses penjemuran sangat bergantung
dengan cuaca dan proses pengeringan sendiri tidak menggunakan mesin oven.
Sering pengusaha mengalami rugi karna kerupuk yang tidak dijemur berjamur dan
tidak layak untuk diproses yang mengakibatkan kerugian.
3.9.2 Hambatan
tenaga kerja
untuk memenuhi permintaan konsumen yang
sangat banyak dibutuhkan tenaga kerja yang banyak, namun dalam ketenagakerjaan
terkendala dengan tidak adanya tenaga
kerja muda produktif yang siap pakai. Karna dalam proses produksi kebanyakan
adalah ibu-ibu rumah tangga, itu pun jika ibu ibu tidak sibuk dengan urusan
rumah tangga.
Banyaknya tenaga kerja
muda yang mencari kerja di daerah perantauan terkadang membuat pengusaha
bingung, karena pengusaha beranggapan bahwasannya kenapa harus mencari kerja di
daerah yang jauh, sedangkan di tempat sendiri banyak ukm dan home industri yang
membutuhkan tenaga kerja untuk kegiatan produksi yang tentunya juga dapat
membantu perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan
membuat ukm dan home industri yang lain lebih dikenal masyarakat luas dan membenarkan
citra desa Gesik yang dikenal sebagai desa produktif di wilayah Cirebon.
3.9.3 Hambatan
Distribusi
Tingginya permintaan konsumen terhadap
kerupuk melarat membuat pengusaha membatasi jumlah pengiriman kepada para
distributor, Home industri sumber mares setiap harinya hanya mampu menyuplai
permintaan sebanyak 1.500 bungkus kerupuk siap jual, dari total permintaan yang
mencapai dua kali lipat. Pembatasan jumlah permintaan sudah tentu membuat
konsumen kecewa, dan proses pendistribusian yang hanya dilakukan oleh dua orang
sales tentu akan membutuhkan waktu yang lama.
DAFTAR
PUSTAKA
Pindyck S Robert,
Rubinfeld L Daniel. 2013. Mikro Ekonomi.
Jakarta : Erlangga
Mankiw Gredory. 2013. Pengantar ekonomi Jilid 2. Jakarta :
Erlangga
Rahardja, Prathama dan
Mandala Manurung. 2002. Pengantar Ilmu
Ekonomi (Mikro ekonoomi dan Makro ekonomi). Jakarta. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Kasmir. 2010. Kewirausahaan. Jakarta : PT Rajawali
Pers
Suhardi yusuf. 2011. Kewirausahaan. Bogor : Ghalia Indonesia
Yudha. 2012. Home Industri. [Online]. Tersedia: http://redblood.blog.fisip.uns.ac.id/2012/09/23/karakteristik-home-industri/.html.
[ 10 Desember 2015].
Pengembangan
Usaha kecil menengah UKM. [Online]. Tersedia: https://applelovestory.wordpress.com/pengembangan-usaha-kecil-menengah-ukm/.html.
[ 10 Desember 2015].
Faktor-faktor
Produksi [Online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi.html.
[ 10 Desember 2015].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar