Cari Blog Ini

Jumat, 03 Juni 2016

“PRODUKSI KERUPUK MELARAT DI DESA GESIK KECAMATAN TENGAH TANI KABUPATEN CIREBON”

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
        Kerupuk Melarat merupakan salah satu panganan khas cirebon, Kerupuk melarat memiliki keunikan dalam rasa, bentuk bahkan proses pembuatannya. Kerupuk melarat, merupakan camilan berbeda dengan kerupuk yang biasa diolah menggunakan minyak goreng dalam wajan. Ini merupakan salah satu keunikan dari kerupuk melarat, unik dalam pembuatannya, dan proses memasaknya yang menggunakan pasir sebagai pengganti minyak goreng. Untuk nama kerupuk melarat sendiri, kali pertamanya karena sejumlah pelaku usaha merasa kesulitan mendapatkan minyak goreng yang harganya mahal. Hal ini, yang kemudian mendorong pelaku usaha, untuk membuat inovasi agar dapat membuka usaha bisnisnya dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu inovasi yang dilakukan, adalah dengan memasak kerupuk melarat menggunakan pasir atau disangrai.
        Alasan penulis sendiri memilih krupuk melarat di daerah Gesik, Cirebon Jawa Barat sebagai bahan pembuatan Karya Tulis Ilmiah karna Krupuk melarat merupakan camilan khas dan desa Gesik merupakan desa produktif yang telah dicanangkan oleh Bupati Cirebon Drs. H. Sunjaya Purwadisastra, MM. M.Si. adanya Program Kampung Produktif  diharapkan akan lebih cepat meningkatkan pemerataan produktifitas SDM dan mengurangi angka pengangguran terbuka khususnya di Kabupaten Cirebon.
Program Kampung Produktif merupakan program yang dirancang untuk mendorong kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa dengan menciptakan perluasan kesempatan kerja yang seluas-luasnya di pedesaan, sehingga secara kualitas dan kuantitasnya dapat terlihat manfaat dan dampaknya.
Program Kampung Produktif dapat diterapkan apabila adanya kemauan dan kemampuan dari masyarakat untuk memanfaatkan secara  kreatif dan inovatif seluruh potensi di wilayahnya. Program Kampung Produktif merupakan program yang membangun desa dengan memadukan kegiatan-kegiatan lainnya seperti kegiatan teknologi tepat guna, pelatihan tenaga kerja mandiri (wirausaha), perluasan kesempatan kerja melalui padat karya infrastruktur, serta pelatihan teknis managerial tenaga kerja yang semuanya disesuaikan dengan minat, bakat dan potensi wilayahnya.

1.2  Identifikasi Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang permasalahan, dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.      Bagaimana proses pengolahan kerupuk melarat sumber mares di desa gesik ?
2.      Bagaimana pengaruh usaha kecil menengah (UKM) kerupuk melarat sumber mares terhadap tingkat pendapatan masyarakat desa gesik ?
3.      Sejauhmana perkembangan produktivitas UKM Desa Gesik ?

1.3  Rumusan Masalah
1.         Sejarah Perusahaan Kerupuk Melarat Sumber Mares ?
2.         Gagasan berdirinya kegiatan Usaha ?
3.         Jenis kegiatan usaha ?
4.         Perkembangan Usaha Kerupuk Melarat ?
5.         Gambaran Ketenagakerjaan ?
6.         Gambaran Permodalan ?
7.         Gambaran Proses Produksi ?
8.         Gambaran kegiatan Distribusi dan Promosi ?
9.         Hambatan dalam kegiatan ekonomi ?




1.4  Tujuan Penulisan
        Tujuan dari penulisaan karya tulis ini adalah untuk membantu memperkenalkan sekaligus mempromosikan kecamatan tengah tani yang mempunyai desa produktif dengan beberapa UKM yang ada di dalam nya khususnya di Desa Gesik.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1  Teori mengenai kegiatan Ekonomi
        Istilah ekonomi (economic) semula berasal dari perkataan Yunani oekonomeia, yang merupakan bentukan 2 kata: oikos berarti rumah tangga, dan nomos berarti aturan. Dalam perkembangannya, kita mengenal seorang tokoh sekaligus sebagai Bapak Ekonomi yaitu Adam Smith (1723 - 1790). Dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation, biasa disingkat The Wealth of Nation, yang diterbitkan pada tahun 1776. Secara sistematis untuk pertama kalinya Adam Smith menguraikan kehidupan ekonomi secara keseluruhan serta menunjukkan bagaimana semua itu berhubungan satu sama lain. Sejak itu jumlah pemikir ekonomi bertambah banyak, dan akhirnya ilmu ekonomi mengalami perkembangan yang pesat sebagai suatu cabang ilmu yang berdiri sendiri.
        Paul A. Samuelson dari AS dalam bukunya yang berjudul  “ECONOMICS”  mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara  menggunakan sumber daya yang langka dan memilih  beberapa  alternatif penggunaan, dalam rangka  memproduksi berbagai  komoditas, untuk kemudian menyalurkannya baik saat ini maupun  dimasa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
Ilmu ekonomi menyangkut hal-hal  berikut :
1.      Ekonomi sangat erat kaitannya dengan perilaku  individu dan masyarakat.
2.      Adanya sumber daya langka, tetapi mempunyai  alternatif penggunaan.
3.       Kegunaan ekonomi terdiri dari  produksi, distribusi dan konsumsi.
4.       Konsumen bisa saja dalam bentuk masyarakat, kelompok atau individu.
2.1.1                Tinjauan Umum Tentang Ilmu Ekonomi
         Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat membuat pilihan (dengan atau tanpa uang) menggunakan sumbersumber yang terbatas, dengan cara atau alternatif terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan manusia yang (relatif) tidak terbatas. Barang dan jasa yang dihasilkan kemudian didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang kepada berbagai individu dan kelompok masyarakat.
Definisi ilmu ekonomi menurut beberapa ahli :
Menurut Adam Smith
Ilmu ekonomi merupakan ilmu secara sistematis memprlajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu”
Menurut Khursid ahmad
“Ilmu ekonomi merupakan suatu upaya sistematis yang mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungan dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang islam”
Menurut M. Akram Khan
“Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan pertisipasi.”
Menurut Amwal
“Ilmu ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu atau studi yang memjelaskan tentang bagaimana menentukan keputusan yang efektif dalam mengelola sumber daya yang ada dalam rangka memenuhi kebutuhan individu/masyarakat.”
Ilmu ekonomi dibagi dalam 3 kategori dengan rincian sebagai berikut :
1.         Ilmu Ekonomi Deskriptif
        Ilmu Ekonomi Descriptive Economics), yaitu ilmu ekonomi yang mengumpulkan semua kenyataan penting yang berhubungan dengan suatu persoalan ekonomi atau topik tertentu
2.         Ilmu Ekonomi Terapan
        Ilmu Ekonomi Terapan (Applied Economics), adalah ilmu ekonomi yang menggunakan kerangka pengertian dari analisis ekonomi teori untuk merumuskan kebijakan-kebijakan pedoman yang tepat untuk mengatasi masalah ekonomi tertentu.
3.         Ilmu Ekonomi Teori
        Ekonomi Teori/murni adalah studi teoritik mengenai ilmu ekonomi, yaitu mempelajari data ekonomi serta asas-asas ekonomi dengan asumsi tertentu.Contohnya: ekonomi mikro dan ekonomi makro.
1.      Ekonomi Makro
        Teori ekonomi makro membahas masalah-masalah ekonomi secara keseluruhan, besar-besaran, dan menyangkut keseluruhan sistem serta organisasi ekonomi. Teori-teori yang dibahas bersifat umum dari gejala-gejala ekonomi secara keseluruhan serta hubungannya satu sama lain yang bersifat hubungan kausal maupun fungsional. Pokok kajian teori ekonomi makro antara lain: peristiwa ekonomi yang berhubungan dengan harga umum dan inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, interaksi dengan perekonomian global, dan siklus perekonomian. Jadi ruang lingkupnya adalah pembahasan ekonomi secara makro suatu Negara
Permasalahan yang dihadapi oleh ekonomi makro adalah :
a.       Kemiskinan dan pemerataan
b.       Krisis nilai tukar
c.        Hutang luar negeri
d.      Perbankan, kredit macet
e.       Inflasi
f.       Pertumbuhan ekonomi
g.      Pengangguran
2.      Ekonomi Mikro
        Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro, dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
        Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisis pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas di antara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisis kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.
Model operasi ekonomi mikro
Diasumsikan bahwa semua perusahaan mengikuti pembuatan keputusan rasional, dan akan memproduksi pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Dalam asumsi ini, ada empat kategori dimana keuntungan perusahaan akan dipertimbangkan:
v  Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
v  Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan normal ketika keuntungan ekonominya sama dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika average total cost setara dengan harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
v  Jika harga adalah di antara average total cost dan average variable cost pada keluaran maksimalisasi keuntungan, maka perusahaan tersebut dalam kondisi kerugian minimal. Perusahaan ini harusnya masih meneruskan produksi, karena kerugiannya akan makin membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus menerus, perusahaan bisa menaikkan biaya variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan semuanya akan mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
v  Jika harga dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan, perusahaan harus melakukan penghentian. Kerugian diminimalisir dengan tidak memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian perusahaan hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan risiko kerugian menyeluruh.
Penerapan Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak di antaranya menggambarkan metode dari yang lainnya. Regulasi dan organisasi industri mempelajari topik seperti masuk dan keluar dari firma, inovasi, aturan merek dagang. Hukum dan Ekonomi menerapkan prinsip ekonomi mikro ke pemilihan dan penguatan dari berkompetisi dengan rezim legal dan efisiensi relatifnya. Ekonomi Perburuhan mempelajari upah, kepegawaian, dan dinamika pasar buruh. Finansial publik (juga dikenal dengan ekonomi publik) mempelajari rancangan dari pajak pemerintah dan kebijakan pengeluaran dan efek ekonomi dari kebijakan-kebijakan tersebut (contohnya, program asuransi sosial). Ekonomi kesehatan mempelajari organisasi dari sistem kesehatan, termasuk peran dari pegawai kesehatan dan program asuransi kesehatan. Politik ekonomi mempelajari peran dari institusi politik dalam menentukan keluarnya sebuah kebijakan. Ekonomi kependudukan, yang mempelajari tantangan yang dihadapi oleh kota-kota, seperti gepeng, polusi air dan udara, kemacetan lalu-lintas, dan kemiskinan, digambarkan dalam geografi kependudukan dan sosiologi. Finansial Ekonomi mempelajari topik seperti struktur dari portofolio yang optimal, rasio dari pengembalian ke modal, analisis ekonometri dari keamanan pengembalian, dan kebiasaan finansial korporat. Bidang Sejarah ekonomi mempelajari evolusi dari ekonomi dan institusi ekonomi, menggunakan metode dan teknik dari bidang ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, psikologi dan ilmu politik.

2.1.2                Tinjauan Khusus tentang Kegiatan Ekonomi
        Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan orang dalam bidang ekonomi untuk menghasilkan pendapatan dalam rangka memenuhi kebutukan hidup. Kegiatan Ekonomi merupakan Kegiatan Produksi, Kegiatan Distribusi dan kegiatan Konsumsi) – Pada dasarnya kegiatan ekonomi merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan manusia untuk mewujudkan kemakmuran. Untuk mencapainya, maka kegiatan ekonomi melputi 3 hal, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi.


1.      Kegiatan Produksi
        Proses diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Faktor  yang mempengaruhi  produksi dan produktivitas :
a.       Tenaga Kerja
        Ketenagakerjaan atau Tenaga kerja (sumber daya manusia) merupakan modal yang sangat dominan dalam menyukseskan program pembangunan. Masalah ketenagakerjaan semakin kompleks seiring bertambahnya jumlah penduduk, yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.
        Pemilihan tenaga kerja pada saat pengambilan karyawan baru merupakan penentu dari lancar tidaknya suatu sistem kerja. Keahlian merupaka titik tolak yang jadi acuan dalam hal ini, dimana latar belakang pengetahuaan dan keterampilan adalah hal utama yang dipertaruhkan di bagian ini.
b.      Sistem Kerja
        Dalam peningkatan produksi dan produktivitas perusahaan, peran manajemen sangat diperlukan, hal ini bagaikan roh dari perusahaan, tanpanya perusahaan tak dapat berjalan. Di bidang ini, manajemen memiliki lingkup ruang tersendiri, yaitu manajemen produksi.
Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering disebut sebagai faktor – faktor produksi yaitu :
v  Material atau bahan
v  Mesin atau peralatan
v  Manusia atau karyawan
v  Modal atau uang
v  Manajemen yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain
        Dengan demikian manajemen produksi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi (operasi) bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya
      Produksi adalah kegiatan menambah faedah ( kegunaan ) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi di bagi menjadi dua macam yaitu produksi barang dan produksi jasa. Kegiatan produksi adalah usaha untuk menghasilkan atau menambah daya guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh: Perusahaan yang memproduksi bahan-bahan makanan seperti minyak goreng, tepung, dan lain lain.
        Produksi Barang yaitu kegiatan menambah faedah dengan mengubah sifat dan bentuknya. Hal ini terdiri dari barang konsumsi dan barang modal. Barang konsumsi siap untuk dikonsumsi langsung, barang modal digunakan untuk menghasilkan barang berikutnya.contoh : membuat kerajinan bathok kepala, membuat makanan, dan kebutuhan lainya.
Produksi Jasa yaitu kegiatan menambah faedah suatu benda tanpa mengubah bentuknya. contoh : sebuah pagelaran seni, angkutan barang, perbankan Meningkatkan nilai guna barang atau jasa :
·         Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
·         Memperoleh  keuntungan sebesar - besarnya.
·         Memperluas lapangan usaha.
·         Menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
·         Memenuhi kebutuhan rumah tangga produksi maupun rumah konsumsi
·         Memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan zaman dan kemajuan teknologi serta penduduk yang semakin meningkat.
·         Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang pengangguran.
·         Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara.
2.      Kegiatan Distribusi dan Promosi
        Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.contoh kegiatan distribusi : kegiatan perdagangan di pasar, toko, minimarket, pelabuhan.
        Kegiatan distribusi merupakan usaha menyalurkan atau menyebarluaskan barang dan jasa dari prdusen ke konsumen. Dalam hal ini peranan para pedagang sangat penting, karena penghubung antara produsen dengan konsumen, atau antara prdusen dengan produsen lainnya. Kegiatan distribusi banyak dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran barang dan jasa.  Di indonesia, distribusi ditentukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Ada dua sistem distribusi, yaitu:
v  Distribusi langsung : Produsen melakukan penyaluran tanpa perantara
v  Distribusi tak langsung : Penyaluran diakukan pedagang.
Usaha distribusi barang dan jasa meliputi hal-hal berikut:
·         Perdagangan barang, meliputi hasil-hasil pertanian, industri,dan tambang.
·         Distribusi jasa, meliputi uang, alat-alat modal, pariwisata, asuransi.
·         Distribusi tenaga kerja, misalnya melalui Separtemen Tenaga Kerja, agen, dan calo tenaga kerja.
Distribusi bertujuan untuk :
a.       Pemerataan pemenuhan masyarakat di berbagai daerah,
b.      Menstabillkan harga barang/jasa,
c.       Menjaga kelangsungan hidup perusahasaan
d.      Menjaga kesinambungan kegiatan produksi, serta
e.       Mempercepat sampainya produksi ke tangan konsumen
Cara-cara Distribusi Untuk menyalurkan barang/jasa digunakan badan perantara :
1.      Penyaluran Barang/Jasa melalui pedagang. Barang yang dibuat produsen disalurkan melalui pedagang besar, lalu pedagang besar menjualnya ke pedagang kecil atau eceran dan pedagang kecil menjualnya ke konsumen.
2.      Penyalur Barang/Jasa melalui Koperasi koperasi berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya/masyarakat disekelilingnya.
3.      Penyaluran Barang/Jasa Melalui Toko Milik Produsen Sendiri.
Produsen yang memiliki toko, dapat memenjual hasil produksinya kepada konsumen melalui toko tersebut.
4.      Penyaluran Barang/Jasa melalui penjualan Dari Rumah Kerumah.
Barang hasil produsen dijual oleh produsen dengan cara berkeliling dari rumah kerumah.
5.      Penyaluran Barang/Jasa Melalui Penjualan di Tempat Tertentu yang Ditetapkan Pemerintah. Pemerintah juga membuat tepat untuk menyalurkan barang atau jasa hasil produksi tertentu, misalnya pasar, dan tempat pelelangan ikan.
6.      Tempat Lain yang Dipakai untuk Menyalurkan Barang/Jasa.
        Kata promosi mempunyai arti untuk memberitahu, membujuk atau mengingat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989: 68), promosi difungsikan sebagai kelanjutan dari publikasi sehingga para calon konsumen tidak hanya mengenal produk yang ditawarkan, tetapi juga mau berbuat atau bertindak sesuai dengan pesan yang disampaikan dalam alat promosi tersebut.
        Promosi menjadi salah satu faktor penentu berhasil tidaknya suatu program pemasaran, meskipun sebuah produsen bisa menciptakan suatu produk yang bagus, dengan kwalitas yang tinggi, kemasan yang baik, logo yang menarik, dan lain-lain, tetapi bila tidak ditunjang dengan adanya upaya promosi akan sulit untuk dapat meraih kesuksesan dari hasil penjualan di pasaran. Melalui promosi dapat dijelaskan kepada para calon konsumen mengenai keunggulan dari produk tersebut dan lebih mengenai kepada sasaran.
Tujuan dari promosi Menurut Fandy Tjiptono (1997 : 221) tujuan utama dari promosi yaitu:
a)      Menginformasikan (informing) dapat berupa menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk, menyampaikan perubahan harga kepada pasar, menjelaskan cara kerja suatu produk, menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan, meluruskan kesan yang keliru, mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli, membangun citra perusahaan.
b)      Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga, mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman).
c)      Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan, membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
        Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai yakin kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.
3.      Kegiatan Konsumsi
         Konsumsi adalah tindakan menghabiskan atau mengurangi secara berangsur-angsur manfaat suatu barang dalam memenuhi kebutuhan untuk memelihara kelangsungan hidupnya. Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup.Fungsi dari komsumsi adalah agar kelangsungan hidup tetap terjaga, Konsumsi merupakan kegiatan yang menghasilkan barang guna memenuhi dan melengkapi kebutuhan baik yang berupa barang maupun bentuk jasa. Konsumen adalah orang yang telah menggunakan hasil produksi di mana merekalah yang sudah memakai dan menghabiskan olahan dari berbagai hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
        Contoh kegiatan konsumsi yaitu seperti kegiatan yang telah menggunakan bahan makanan untuk keperluan seharinya, kegiatan dalam penggunaan kendaraan, dan pakaian  yang dipakai oleh konsumen untuk menutup tubuh atau sekaligus sebagai bahan pokok untuk kebutuhannya serta rumah (bahan papan) yang ditempati sebagai perlindungan dari gangguan dalam atau dari luar. Kegiatan konsumsi ini tentu saja bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi segala kebutuhan Kegiatan Ekonomi manusia. Sedangkan fungsi dari kegiatan konsumsi adalah memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan oleh pihak konsumen dan menjaga serta melindungi segala kelangsungan hidup.

2.2  Ekonomi Kreatif
        Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama. Konsep ini biasanya akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi pengejawantahannya. Seiring berjalannya waktu, perkembangan ekonomi sampai pada taraf ekonomi kreatif setelah beberapa waktu sebelumnya, dunia dihadapi dengan konsep ekonomi informasi yang mana informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan ekonomi.
Beberapa Definisi tentang Ekonomi Kreatif :
John Howkins dalam bukunya The Creative Economy: How People Make Money from Ideas pertama kali memperkenalkan istilah ekonomi kreatif. Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah melihat pada tahun 1997, Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan Intelektual (HKI) senilai 414 miliar dolar yang menjadikan HKI sebagai barang ekspor nomor satu di Amerika Serikat.
        John Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai the creation of value as a result of idea.[3] Dalam sebuah wawancara bersama Donna Ghelfi dari World Intellectual Property Organization (WIPO), Howkins menjelaskan ekonomi kreatif sebagai "kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.
        Dalam cetak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015, ekonomi kreatif didefinisikan sebagai "Era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.
Tercatat beberapa hal yang menjadi karakteristik dari ekonomi kreatif:
v  Diperlukan kolaborasi antara berbagai aktor yang berperan dalam industri kreatif, yaitu cendekiawan (kaum intelektual), dunia usaha, dan pemerintah yang merupakan prasyarat mendasar.
v  Berbasis pada ide atau gagasan.
v  Pengembangan tidak terbatas dalam berbagai bidang usaha.
v  Konsep yang dibangun bersifat relatif.
        Ekonomi Kreatif tidak terlepas dari Industri kreatif. Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga dikenal dengan nama lain Industri Budaya (terutama di Eropa) atau juga Ekonomi Kreatif. Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut

2.3  Perkembangan sektor usaha kecil menengah
2.3.1              Usaha Kecil Menengah (UKM)
        UKM adalah singkatan dari usaha kecil dan menengah. Ukm adalah salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara indonesia ukm ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. Ukm ini juga sangat membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat ukm juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru erhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Terdapat dua aspek yang harus dikembangkan untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut.
        Kinerja nyata yang dihadapi oleh sebagian besar usaha terutama mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya nilai tambah, dan rendahnya kualitas produk. Walau diakui pula bahwa UMKM menjadi lapangan kerja bagi sebagian besar pekerja di Indonesia , tetapi kontribusi dalam output nasional di katagorikan rendah. Hal ini dikarenakan UMKM, khususnya usaha mikro dan sektor pertanian (yang banyak menyerap tenaga kerja), mempunyai produktivitas yang sangat rendah. Bila upah dijadikan produktivitas, upah rata-rata di usaha mikro dan kecil umumnya berada dibawah upah minimum. Kondisi ini merefleksikan produktivitas sektor mikro dan kecil yang rendah bila di bandingkan dengan usaha yang lebih besar.
        Untuk meningkatkan daya saing UMKM diperlukan langkah bersama untuk mengangkat kemampuan teknologi dan daya inovasinnya. Dalam hal ini inovasi berarti sesuatu yang baru bagi si penerima yaitu komunitas UMKM yang bersangkutan. Kemajuan ekonomi terkait dengan tingkat perkembangan yang berarti tahap penguasaan teknologi. sebagian terbesar bersifat STATIS atau tidak terkodifikasi dan dibangun di atas pengalaman. Juga bersifat kumulatif ( terbentuk secara ‘incremental’ dan dalam waktu yang tertentu ). Waktu penguasaan teknologi ini bergantung pada sektor industrinya ( ‘sector specific’) dan proses akumulasinya mengikuti trajektori tertentu yang khas.
        Di antara berbagai faktor penyebabnya, rendahnya tingkat penguasaan teknologi dan kemampuan wirausaha di kalangan UMKM menjadi isue yang mengemuka saat ini. Pengembangan UMKM secara parsial selama ini tidak banyak memberikan hasil yang maksimal terhadap peningkatan kinerja UMKM, perkembangan ekonomi secara lebih luas mengakibatkan tingkat daya saing kita tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita seperti misalnya cina dan Malaysia. Karena itu kebijakan bagi UMKM bukan karena ukurannya yang kecil, tapi karena produktivitasnya yang rendah. Peningkatan produktivitas pada UMKM, akan berdampak luas pada perbaikan kesejahteraan rakyat karena UMKM adalah tempat dimana banyak orang menggantungkan sumber kehidupannya. Salah satu alternatif dalam meningkatkan produktivitas UMKM adalah dengan melakukan modernisasi sistem usaha dan perangkat kebijakannya yang sistemik sehingga akan memberikan dampak yang lebih luas lagi dalam meningkatkan daya saing daerah.

2.3.2              Home Industri
        Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
        Home industri bagi sebagian orang adalah sebuah pilihan karena lapangan pekerjaan yang menjadi sangat menyempit. Namun, bagi sebagian orang memang sudah berniat membangun sejak lama karena menganggap home industri adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, mudah, sekaligus menguntungkan dengan bernagai alasan. Misalnya saja dekat dengan anggota keluarga, mudah mengontrolnya karena dalam lingkup kecil, tak ada yang memarahi jika kita sendiri pemilik industry rumah tangga tersebut, dan tentu bisa memberika lapangan pekerjaan sendiri bagi orang-orang disekitar yang sedang membutuhkan.
        Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedang Industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya, Home Industry (“Home Industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000. Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun 1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Home Industri juga dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga.
        Home industry sangat erat kaitannya dengan wirausaha pada diri seorang manusia. Berbicara industry maka sama juga berbicara laba dan laba adalah ujung pangkal sebuh usaha. Maka dari itu, tak heran banyak orang yang sukses menjalankan home industry kerena memang memiliki jiwa wirausaha yang pantang menyerah dan selalu berlajar dari segala kegagalan yang pernah dihadapi.
       Industry rumah tangga tidak menyedot modal yang banyak, cukup padat karya, dan emiliki pasar yang cenderung stabil. Selain itu industry ini juga menyebar diberbagai wilayah di Indonesia sehingga tidak terpusat seperti perusahaan-perusahaan attau industry-industri besar yang terpusat dan mengandalkan investasi. Industry rumah tangga merupakan bentuk industry yang diklasifikasikan dlam jumlah tenaga kerja yang digunakan. Singkatnya industry rumah tangga adalah industry yang menggunakan tenaga lebih dari empat orang. Industry dalam bentuk seperti ini jelas memiliki modal yang sangat terbatas. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari keluarga, begitu pula dengan pimpinan, pemilik atau pengelola industry ini merupakan kepala rumah tangga atau anggota keluarga yang dipercaya. Bentuk industry ini meski kecil dan dengan modal yang terbatas, namun omset yang diperoleh cukup menjanjikan jika bentuk usaha yang dijalankan memiliki pangsa pasar yang relative baik.
       Seiring dengan semakin populernya dunia wirausaha atau yang saat ini dikenal dengan sebutan entrepreneur, industry rumahan ikut mengalami perkembangan sebagai salah satu bentuk wirausaha. Industry ini biasanya menghasilkan barang-barang kreatif, barang kebutuhan sehari-hari, makanan, pakaian, dan lain sebagainya. Untuk mendorong bentuk industry ini pemerintah juga harus memberikan bantuan melalui koperaasi atau perbankan dalam mengembangkan industry ini.
        Kelebihan industry rumah tangga ini adalah kepercayaan yang terbangun dalam menjalalankan usaha. Hal ini dikarenakan keterlibatan penuh keluarga dalam membangun industry. Kepercayaan menjadi factor utama dalam mengolah modal, mengolah administrasi, penjualan, dan keuangan dalam industry ini. Dengan modal kepercayaan ini pula, jika kondisi industry sedang sepia tau lemah, selayaknya keluarga akan saling mendukung dan tidak menuntut banyak keuntungan yang sedang sulit diperoleh. Hal ini berdampak baik bagi upaya untuk membangun industry rumah tangga.
        Sebagai sebuah industry yang mengutamakan kreativitas dan jalinan kekeluargaan, industry ini biasanya bergerak dalam bentuk-bentuk industry kreatif yang menghasilakn kerajinan tangan, keperluan rumah tangga, bahan makanan, atau makanan tradisional. Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan industry rumah tangga :
1.      Industry Kerajinan
        Industry ini menghasilkan hasil karya kreatif yang biasanya digunakan untuk hiasan rumah, hiasan mobil ataupun oleh-oleh yang menjadi ciri khas suatu daerah. Bahan-bahan yang digunakan dlam industry ini sangat beragam sesuai dengan kreativitas yang dimiliki. Misalnya saja kulit-kulit kerang yang dirangkai sedemikian rupa menjadi bunga atau binatang-binatang, bamboo yang dibuat menjadi sebuah pot buanga yang cantik atau dibuat alat music tradisional dan lain sebagainya. Salah satu industry rumahan yang ada di solo adalah Batik Roosmijati Online Shop.
2.      Industry Bahan Makanan
        Bahan Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Industry yang bergerak dibidang ini tentu menghasilan omset yang bisa dikatakan tinggi karena barang yang dihasilkan menjadi kebutuhan yang selalu dicari orang kebanyakan dan setiap hari. Industry bahan makanan biasanya menghasilkan tahu, tempe, oncom, kue, dan lain sebagainya. Tahu dan tempe misalnya, kedua bahan makanan tersebut merupakan bahan makanan yang digemari oleh masyarakat. Dalam proses pembuatannya baik industry tahu maupun industry tempe sama-sama menggunakan kacang kedelai. Harga kedelai sebagai bahan baku menjadi sorotan utama bagi pelaku industry ini. Oleh karena itu ketika kedelai harganya melambung dan harus impor keluar negeri, mereka sangat kawatir untuk melanjutkan usaha mereka. Disini peran pemerintah penting guna menjaga stabilitas harga khususnya harga kedelai dipasaran
3.      Industry Pakaian Ibadah
        Jika industry pakaian sudah mencapai pada level-level perusahaan raksasa, pakaian ibadah dapat dijadikan sebagai salah satu hasil produksi industry rumah tangga. Hal ini ditujukkan dengan berkembangnya industry rumahan yang menghasilkan mukena, sarung, sajadah, busana muslim dewasa maupun anak-anak dan lain sebagainya. Keunggulan dengan menggunakan hasil industry ini adalah kualitasnya biasanya lebih bagus karena pembuatannya lebih teliti, bentuknya yang unik dan tidak pasaran dan kreatif, serta harganya yang relative terjangkau dan bersaing.
        Selain ketiga contoh diatas tersebut, masih banyak benda-benda atau barang-banrang yang dihasilkan oleh para kreativator industry rumah tangga. Dengan kualitas yang baik, tidak sedikit dari hasil-hasil industry tersebut yang mencapai pemasarannya sampai ke mancanegara. Oleh karena itu, membangun industry rumahan dapat dilakukan sebagai bentuk wirausaha yang menjanjikan keuntungan yang dapat menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran tetapi kita juga harus bersiap menerima resiko wirausaha seperti saat sedang sepi permintaan, atau bahan baku yang relative mahal, kegagalan, karena tidak semua industry itu maju terus, ada saat-saat industry rumahan itu mengalami naik ataupun turun.
        Untuk membangun industry rumah tangga yang sukses perlu diperhatikan beberapa factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor ini dapat pula menjadi acuan para keluarga yang baru saja hendak memulai membangun industry rumahan. Factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Modal
        Permodalan atau modal usaha adalah sesuatu yang digunakan untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha. Modal ini bisa berupa uang dan tenaga (keahlian). Modal uang biasa digunakan untuk membiayai berbagai keperluan usaha, seperti biaya prainvestasi, pengurusan izin, biaya investasi untuk membeli aset, hingga modal kerja. Sedangkan modal keahlian adalah kepiawaian seseorang dalam menjalankan suatu usaha.
        Bagi bentuk usaha apapun, modal merupakan factor utama yang harus dipenuhi. Untuk industry rumah tangga modal yang dimiliki biasanya memang tidak cukup besar karena berasal dari patungan keluarga maupun salah satu anggota keluarga saja. Meski demikian, dengan dibukanya peluang pinjaman modal dari pemerintah maupun bank, industry rumahan tidak perlu menutup diri tetapi justru dapat memanfaatkan kesempatan tersebut agar dapat melebarkan sayap usahanya. Asalkan pengelolaan modal tersebut jelas dan menghasilkan.
2.      Sumber Daya Manusia (SDM)
        Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu.
        Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang karyawan bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
        Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan makro. Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkang pengertian SDM secara makro adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja.
        Secara garis besar, pengertian Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.
Berikut ini adalah peran dan pentingnya bisnis usaha sektor mikro, kecil, dan menengah, tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara lain:
a.       Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah memegang peranan penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara karena beberapa kontribusinya seperti industrialisasi sekaligus pengembangan wilayah kabupaten, menciptakan peluang kerja lebih besar, distribus pemasukan lebih merata, penggunaan sumber daya yang lebih melimpah, tambahan valuta asing, terciptanya kerjasama dengan beberapa industri yang sudah berdiri dan pelatihan wirausaha.
b.      Berkembangnya industri baru di wilayah tertinggal maupun pedesaan dan juga meningkatkan peluangn kerja. Salah satu negara selain Indonesia dimana jumlah pekerja melimpah dan membutuhkan pelatihan kewirausahaan adalah Filipina. Sektor usaha ini lebih cepat membuka lapangan pekerjaan di daerah berdirinya perusahaan tersebut, dan dapat dikatakan memberikan keseimbangan pada sektor ekonomi dan ekuitas dalam distribusi pemasukan.
c.       Sektor usaha mikro, kecil dan menengah lebih mudah mengikuti tren atau inovasi terbaru, dimana dapat menciptakan produk yang hanya bersifat sementara dan menawarkannya ke pasaran untuk dapat bersaing. Sektor usaha ini memiliki tendensi untuk menjadi lebih inovatif dalam mengembangkan terobosan di bidang teknologi sebagai pionir perkembangan terbaru.
d.      UKM dapat secara efektif meningkatkan konten lokal atau menambahkan nilai tertentu dibandingkan barang-barang jadi yang  diproses dan dijual oleh perusahaan-perusahaan besar.
e.       Bisnis mikro, kecil, dan menengah dikenal sangat ahli dalam memaksimalkan keterbatasan sumber daya dan dapat bekerja sama dengan perusahaan besar sebagai penyuplai bahan baku mentah yang belum diproses maupun barang setengah jadi.
Selain itu, mereka juga dapat bertindak sebagai pelatihan bagi kemampuan wirausaha dan inovasi. Sektor usaha mikro, kecil dan menengah memegang peranan penting dalam kemajuan komunitas atau area tertentu dan juga dapat memberikan kontibusi signifikan dalam program pengembangan wilayah tertentu yang digunakan sebagai basis usaha.

3.      Kreativitas
        Industry rumahan merupakan bagian dari industry kreatif, artinya industry ini mengandalkan kreativitas dalam mengembangkan usahanya. Tanpa kreativitas dan ide-ide baru yang inovatif industry rumah tangga khususnya yang menghasilkan benda-benda atau barang-barang kerajinan dapat mengalami penurunan bahkan kebangkrutan. Hal ini dikarenakan masyarakat atau pangsa pasar selalu menyenangi dan menantikan hal-hal yang baru.
        Untuk meningkatkan kreativitas, para pelaku industry ini haruslah terus meng-update infomasi dan melihat peluang yang ada dari fonomena yang terjadi dalam masyarakat, misalnya saja pada saat ini sedang banyak digemari tokoh-tokoh dlam permainan tertentu sebut saja Angry Bird, maka industry rumahan dapat memproduksi boneka, pakaian, bantal guling, peralatan sekolah, dan lain sebagainya dengan motif dan bentuk gambar Angry Bird.
4.      Pemasaran
        Selain proses produksi, industry rumah tangga juga membutuhkan teknik pemasaran yang tepat sasaran. Jika pemasaran tidak berjalan dengan baik sebagus apapun kualitas barang yang dihasilkan tidak akan memerikan keuntungan apapun jika tidak terjual dipasar. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu factor terpenting dalam industry rumahan tersebut.
        Pada dasarnya pemasaran suatu barang hasil industry dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yang sedang popular pada saat ini adalah pemasaran melalui internet atau online shop. Kelebihan pemasaran melalui internet atau online shop ini adalah tidak terbatas atau tidak dibatas oleh ruang dan jarak. Siapapun dapat mengakses dimana[un dan kapanpun. Selain itu pemasaran dengan cara seperti ini juga dapat dianggap efektif dan memberikan kemudahan. Dibutuhkan nilai kepercayaan dalam pemasaran dengan cara ini
5.      Peluang dan Kesempatan
        Peluang dan kesempatan merupakan dua hal yang sebaiknya tidak dilewatkan begitu saja apabila ingin membangun industry rumahan yang berhasil. Kemampuan dalam membaca peluang perlu ditingkatkan dan diasah semakin tajam. Sebagian besar pelaku industry yang sukses adalah mereka yang mampu melihat peluang dengan baik dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya pula. Selanjutkanya adalah kesempatan, kesempatan dapat dilakukan memalui informasi. Misalnya saja pameran-pamera, baik dalam maupun luar negeri dapat menjadi sebuah kesempatan yang baik guna mengmbangkan industry rumahan yang dijalankan tersebut.
        Dengan memperhatikan kelima factor diatas industry rumaha tangga merupakan industry yang dapat dibangun menjadi industry yang emmberikan manfaat, keuntungan, dan kemakmuran baik bagi keluarga khususnya maupun bagi perekonomian pada umunya. Selain itu industry rumahan merupakan bentuk wirausaha yang dapat membantu pemerintah mengatasi pengangguran.
        Industry rumah tangga juga membangun kreativitas anak bangsa dalam menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas sekaligus mengenalkan sebagian kekayaan karya bangsa dan Negara. Keyakinan, potensi, keahlian, dan kemampuan memanfaatkan peluang dan tidak takut akan mencoba dan kegagalan merupakan hal-hal yang menjadi acuan dalam membangun industry rumah tangga.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Sejarah Perusahaan
        Kerupuk melarat yang dibenderai dengan Sumber Mares yang di didirkian oleh Haji Eli Marliyah merupakan resep kerupuk yang di dapat Haji Eli dari keluarga suaminya dan sudah turun temurun sampai tiga generasi. Kerupuk melarat Sumber mares sendiri berlokasi di Desa Gesik blok Kaum Rt. 01/ Rw. 01 Kecamatan Tengah Tani, Cirebon, Jawa Barat. Haji Eli, sendiri baru menekuni usaha ini sejak menikah dengan suaminya. beliau hanya menjual kerupuk mentah yang kemudian dijual ke pabrik.
        Haji Eli memulai usaha kerupuk melarat pada 1976. saat itu kerupuk melarat belum banyak disukai masyarakat Cirebon dan popularitasnya kalah jauh dibandingkan kerupuk udang atau kerupuk kakap yang rasanya enak dan gurih. Produksinya pun masih minim, hanya sikitar 50 kilogram tapioca setiap hari. Meski demikian Haji Eli punya tekad kuat untuk memasarkan kerupuk melarat, sehingga ia rela berjalan kaki menitipkan beberapa bungkus kerupuk kepada pemilik warung disekitar Cirebon
        Barulah tujuh tahun kemudian, sekitar 1983, usaha kerupuknya semakin berkembang. Tempat produksi yang semula hanya menempati bangunan seluas 4 x 5 meter sudah tidak memadai lagi. Bahan baku kerupuk berupa tapioca yang semula hanya 50 kilogram setiap hari meningkat sepuluh kali lipat menjadi lima kuintal setiap hari.
        Haji Eli tidak perlu susah-susah lagi menawarkan kerupuk melarat ke setiap warung. Pembeli datang sendiri ke pabriknya di Desa Gesik, Cirebon Jawa Barat, dengan menggunakan bebagai jenis kendaraan termasuk truk. Pengusaha lain disekitar Cirebon, kemudian ikut-ikutan memproduksi kerupuk melarat. Haji Eli, yang sempat dua kali menunaikan ibadah haji dari hasil menjual kerupuk, menyambutnya dengan senang hati, karena dengan demikian berarti kerupuk melarat semakin popular di kalangan masyarakat Cirebon
3.2  Gagasan berdirinya kegiatan Usaha
       Usaha kerupuk melarat sumber mares merupakan usaha yang diturunkan dari generasi ke generasi, menurut Hj. Eli selaku pemilik usaha dan penerus mengatakan bahwasanya awal mula membangun usaha kerupuk melarat karena dulu masyarakat cirebon dan sekitarnya memiliki kebiasaan makan nasi dengan krupuk. Pada saat itu krupuk yang ada di wilayah cirebon dan sekitarnya hanya ada krupuk udang, pada saat itu krupuk udang dibilang mahal untuk proses produksinya karena digoreng menggunakan minyak, sehingga timbulah ide membuat krupuk dengan pasir. Penggunaan pasir dimaksud juga untuk menekan biaya produksi  menggantikan minyak, dan untuk saat ini masyarakat sudah mulai sadar akan kesehatan terutama tingginya kadar kolesterol, maka kerupuk ‘melarat’ hadir dengan jaminan bebas kolesterol karena digoreng dengan pasir.


3.3  Jenis kegiatan usaha
        Jenis kegiatan usaha yang di kaji dalam proses pembuatan karya tulis adalah jenis usaha yang bergerak dibidang makanan, terkhusus panganan cemilan yaitu Kerupuk Melarat yang diproduksi secara sederhana dengan menggunakan bahan baku yang mudah diperoleh dan proses pengolahan yang unik dengan menggunakan pasir sebagai media penggorengan menggantikan minyak goreng. Jenis kegiatan usaha kerupuk melarat ini berbasis Home Industri, dimana semua kegiatan usahanya dipusatkan dirumah. Dengan memanfaatkan dapur dan halaman belakang rumah, Hj. Eli selaku pemilik usaha berhasil menyulap rumahnya menjadi ladang bisnis.




3.4  Perkembangan Usaha
        Usaha Kerupuk melarat yang dilakukan oleh Haji Eli bisa dikatakan memiliki prosfek yang menguntungkan karna permintaan akan kerupuk dari produsen setiap bulannya selalu bertambah. Namun dalam perkembangan nya usaha yang dilakukan oleh Haji Eli sempat mengalami kebangkrutan, Haji Ely bercerita, beliau pernah merugi besar karena kerupuk yang dibuatnya rusak akibat jamur, karena tidak bisa dijemur. Saat itu jumlahnya lumayan banyak, sampai 4 kuintal. Kerugian pun juga dialami penjual kerupuk matang. Bila musim hujan, kerupuknya kurang dijemur sehingga tidak bisa mengembang sempurna.
       Produksi kerupuk ‘melarat’ diakui Haji Eli meningkat tajam memasuki bulan Ramadhan. Menurutnya, bulan Ramadhan memang bulan yang penuh berkah. Penjualan kerupuk selalu meningkat. Dalam sehari, Haji Eli biasanya bisa memproduksi 2,5 kuintal kerupuk mentah dibantu 9 orang karyawan.
3.5  Gambaran Ketenagakerjaan
        Tenaga kerja dalam proses pengolahan produksi usaha kerupuk melarat sumber mares ini dengan memberdayakan masyarakat setempat. Dengan diberdayakannya masyarakat setempat dirasa mampu meningkatkan tingkat perekonomian dan kesejahteraan masarakat sekitarnya tanpa susah payah merekrut tenaga kerja dari luar, tenaga kerja di dominasi oleh Ibu ibu rumah tangga.

3.6  Gambaran Permodalan
       Dalam hal permodalan dalam pembuatan kerupuk melarat pengusaha menggunakan prinsip efisiensi, dimana dalam proses pembuatannya menggunakan modal seefisien mungkin baik dari pembelian bahan baku, pemakian alat, gaji karyawan. Selain itu penggunaan pasir juga bisa menekan harga jual, sehingga kerupuk melarat hanya dijual sekitar Rp 4.000 per kilogram, atau jauh lebih rendah dibandingkan kerupuk udang yang harganya sekitar Rp 12.000 per kilogram mentah.
3.6.1      Biaya bahan baku
        Biaya bahan baku merupakan salah satu komponen penting dari biaya produksi. Pada proses pengolahan kerupuk melarat sumber mares biaya bahan baku yang diperlukan perhari terdiri dari
·         Tepung tapioka 2,5 Kwintal
·         Garam
·         Pewarna Makanan
·         Pasir khusus yang telah diproses

3.6.2      Biaya tenaga kerja
        Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk, dalam pengolahan kerupuk melarat
Pengusaha memperkerjakan sembilan orang untuk membantu proses produksi, kegiatan dimulai dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.30.

3.6.3      Biaya Overhead Pabrik
        Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk, Untuk BOP dalam pengolahan kerupuk melarat tidak terlalu besar, karena pada dasarnya pengusaha menggunakan prinsip efisiensi dalam pengolahannya sendiri sehingga bisa menekan biaya semaksimal mungkin, sebagai contoh untuk biaya perbaikan mesin dirasa tidak perlu karena dalam pengolahannya masih bersifat tradisional artinya tidak menggunakan mesin berat.

3.7  Gambaran Proses Produksi
        Kegiatan produksi kerupuk melarat sumber mares dilakukan melalui dua tahap, dimana tahap pertama yaitu mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi yang dilakukan oleh Haji Eli, dan yang kedua adalah mengolah kerupuk setengah jadi menjadi kerupuk siap makan yang dilakukan oleh Akhmad Syaifullah saudara dari Haji Eli yang bertugas untuk menggoreng krupuk melarat setengah jadi menjadi krupuk melarat siap kemas dan siap jual. Secara keseluruhan proses pembuatannya sendiri digambarkan sebagai berikut :
3.7.1      Proses Pengulenan adonan
        Dalam proses pembuatan adaonan kerupuk melarat tidak memerlukan bahan baku yang bermacam macam, karna dalam proses pengulenan nya sendiri cukup menggunakan tepung tapioca, garam, pewarna makanan, dan air panas yang di ulen sehingga membentuk adonan sesuai dengan yang diinginkan. Pengolahan adonan krupuk melarat sumber mares yang dilakukan oleh Haji Eli setiap harinya mengolah sampai 250 kg tepung tapioka / perhari.
        Dalam prosesnya yaitu tepung tapioca sebanyak 25 kg dimasukan kedalam wadah semacam papan, kemudain diberi garam sebanyak 0,5 kg dan pewarna makanan 50 ml, untuk pewarna ada tiga varian warna merah, kuning, dan putih. Semua bahan yang sudah tercampur dimasukan kedalam wadah tersebut kemudian di aduk hingga merata. Selagi diaduk, air yang mendidih juga dimasukan dalam adonan tersebut. Ulek adonan tersebut hinga menjadi kalis.
3.7.2      Proses Pencetakan
        Setelah proses pengulenan adonan kerupuk selesai, proses selanjutnya adalah pencetakan. Proses pencetakan sendiri masih dilakukan secara sederhana, hanya dengan menggunakan alat yang  terbuat dari besi yang ditempatkan pada sebilah papan kemudian diduduki yang terlihat pada digambar. Dan dalam pencetakannya dibantu oleh tenaga manusia. Dalam proses pencetakan harus dilakukan secara cepat, karna kalau tidak adonan akan menjadi kenyal. Hasil cetakan adonan berbentuk lembaran, setiap lembaran ukuran krupuk setengah jadi harus sama, dan dalam hal ini dibutuhkan ketangkasan dan ketelatenan pekerja agar hasil yang diperoleh maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.

3.7.3      Proses pengukusan
        proses pengukusan dilakukan setelah proses pencetakan adonan selesai, pengukusan dilakukan secara manual tidak menggunakan mesin oven. Proses pengukusan dilakukan menggunakan tungku yang dibuat dari tanah liat dengan bahan bakar kayu, pengukusan dilakukan kurang lebih selama 2 Jam. Pengukusan dilakukan di tungku yg terbuat dari tanah, tungku tersebut sudah digunakan secara turun temurun tiga generasi dari dahulu, penggunaan tungku digunakan agar rasa dan kualitas krupuknya terjamin. Jika pengukusan tersebut tidak lebih dari 2 jam maka krupuk tidak matang, sehingga dalam proses selanjutnya tidak akan menghasilkan krupuk yang enak.

3.7.4      Proses pemindahan ke papan jemur
        Setelah adonan selesai dikukus, proses selanjutnya adalah pemindahan adonan ke papan jemur, dilakukan dalam sebuah wadah yg sudah disediakan. Proses pemindahan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar krupuk tidak rusak, karena bahan krupuk tersebut masih dalam keadaan basah, penyortiran kerupuk setengah jadi ke papan jemur harus dilakukan dengan benar baik dari warna dan ukuran kerupuk harus sama.

3.7.5      Proses penjemuran
        Dalam penjemuran ini diperlukan panas dari sinar matahari yang cukup. Karena jika tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup maka krupuk tidak kering dengan sempurna yang berakibat krupuk tersebut akan tidak mengembang dalam proses penggorengannya.


3.7.6      Proses pemotongan
        Setelah dilakukan proses penjemuran, kemudian dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan, agar proses penggorengan dapat dilakukan dengan mudah.

3.7.7      Proses penggorengan
        Setelah proses penjemuran dan pemotongan kerupuk sesuai dengan ukuran selesai, tahapan yang selanjutnya adalah proses penggorengan. Dalam penggorengan kerupuk melarat ada hal yang membedakan dengan kerupuk lainnya. Dimana dalam penggorengan ini kerupuk tidak digoreng menggunakan minyak, melainkan digoreng dengan menggunakan pasir
        Pasir yang digunakan bukanlah pasir sembarangan, melainkan pasir yang berasal dari pegunungan yang sudah melewati proses pengayakan. Selanjutnya pasir tersebut pun kembali diayak. Setelah bersih pasir dijemur agar dihasilkannya pasir bersih dan kering. Penggunaan pasir ini memang disengaja agar kerupuk terasa gurih, bisa tahan lama hingga dua minggu dan tidak layu dan melempem.


3.7.8      Proses Pengemasan
        Setelah kerupuk selesai digoreng, tahapan yang terakhir adalah pengemasan krupuk, kerupuk dikemas dengan menggunakan plastik ukuran 1 kg. Ada dua varian rasa kerupuk melarat yang dikemas, yang pertama kerupuk rasa manis dan gurih dan yang kedua rasa pedas. Yang tentunya memberikan kenikmatan tersendiri bagi para konsumen.
       

3.8  Gambaran kegiatan Distribusi dan Promosi
        Distribusi kerupuk melarat Sumber mares sudah mencapai Sidoarjo, Jawa Timur. Awal mula kerupuk ini hanya dikenal oleh masyrakat lokal daerah cirebon itu sendiri, namun Pak Akhmad selaku distributor Kerupuk Melarat mempunyai keinginan bagaimana caranya agar panganan produksinya bisa dikenal secara Nasional Menurut Pak Akhmad Syaefullh saudara dari Haji Eli, Meskipun kerupuk ini dinamakan kerupuk “Melarat”, tapi jangan sampai produsennya juga ikut melarat. Setiap harinya Pak Akhmad sanggup meyuplai kerupuk siap jual ke produsen sampai 1.500 bungkus dengan harga Rp 5.000 perbungkus. Beliau juga merasa bahwa “mempertahankan usaha saja tidak cukup. Butuh inovasi demi mendapatkan pelanggan baru sekaligus mempeluas pasar”. Dengan semangat itulah, beliau rajin memasarkan kerupuk ini. Kini kerupuk produksinya juga hadir dengan rasa baru, yaitu kerupuk ‘melarat’ bumbu pedas.
        Niatnya memperluas pasar juga berbarengan dengan tingginya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Masyarakat saat ini takut akan kolesterol, maka kerupuk ‘melarat’ hadir dengan jaminan bebas kolesterol karena digoreng dengan pasir. Untuk memperkuat pemasaran tak jarang pak Akhmad berkeliling dari toko ke toko.
Permintaan kerupuk melarat sendiri setiap bulannya selalu mengalami peningkatan apalagi menghadapi musim libur, karna untuk musim libur biasanya masyarakat selalu mencari oleh oleh khas daerah cirebon.

3.9  Hambatan dalam kegiatan ekonomi
3.9.1      Hambatan kegiatan produksi
        Dalam kegiatan pengolahan kerupuk melarat seringkali pengusaha menghadapi kendala baik dari bahan baku maupun proses produksinya. Dalam pengolahan produksi kerupuk melarat yang menjadai kendala adalah harga bahan baku tepung tapioka yang seringkali naik dan membuat bingung pengusaha karna naiknya harga barang akan berdampak pada proses produksi, apakah produksi akan dikurangi atau tidak. Selain naiknya harga bahan baku, yang menjadi kendala dalam proses produksi kerupuk melarat adalah cuaca. Memasuki musim penghujan seperti sekarang pengusaha harus memikirkan ulang jumlah kerupuk yang akan diproduksi karna jika proses produksi terus dilakukan sementara cuaca tidak mendukung akan berakibat pada saat proses penjemuran yang merupakan bagian dari proses produksi karena hasil tidak maksimal dan kerupuk tidak akan sesuai dengan harapan. Karna proses penjemuran sangat bergantung dengan cuaca dan proses pengeringan sendiri tidak menggunakan mesin oven. Sering pengusaha mengalami rugi karna kerupuk yang tidak dijemur berjamur dan tidak layak untuk diproses yang mengakibatkan kerugian.

3.9.2      Hambatan tenaga kerja
        untuk memenuhi permintaan konsumen yang sangat banyak dibutuhkan tenaga kerja yang banyak, namun dalam ketenagakerjaan terkendala dengan tidak adanya  tenaga kerja muda produktif yang siap pakai. Karna dalam proses produksi kebanyakan adalah ibu-ibu rumah tangga, itu pun jika ibu ibu tidak sibuk dengan urusan rumah tangga.
Banyaknya tenaga kerja muda yang mencari kerja di daerah perantauan terkadang membuat pengusaha bingung, karena pengusaha beranggapan bahwasannya kenapa harus mencari kerja di daerah yang jauh, sedangkan di tempat sendiri banyak ukm dan home industri yang membutuhkan tenaga kerja untuk kegiatan produksi yang tentunya juga dapat membantu perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan membuat ukm dan home industri yang lain lebih dikenal masyarakat luas dan membenarkan citra desa Gesik yang dikenal sebagai desa produktif di wilayah Cirebon.

3.9.3      Hambatan Distribusi
        Tingginya permintaan konsumen terhadap kerupuk melarat membuat pengusaha membatasi jumlah pengiriman kepada para distributor, Home industri sumber mares setiap harinya hanya mampu menyuplai permintaan sebanyak 1.500 bungkus kerupuk siap jual, dari total permintaan yang mencapai dua kali lipat. Pembatasan jumlah permintaan sudah tentu membuat konsumen kecewa, dan proses pendistribusian yang hanya dilakukan oleh dua orang sales tentu akan membutuhkan waktu yang lama.







DAFTAR PUSTAKA

Pindyck S Robert, Rubinfeld L Daniel. 2013. Mikro Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Mankiw Gredory. 2013. Pengantar ekonomi Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro ekonoomi dan Makro ekonomi). Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Kasmir. 2010. Kewirausahaan. Jakarta : PT Rajawali Pers
Suhardi yusuf. 2011. Kewirausahaan. Bogor : Ghalia Indonesia
[ 10 Desember 2015].
Pengembangan Usaha kecil menengah UKM. [Online]. Tersedia: https://applelovestory.wordpress.com/pengembangan-usaha-kecil-menengah-ukm/.html. [ 10 Desember 2015].
Faktor-faktor Produksi [Online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi.html. [ 10 Desember 2015].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar